Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Satu Dasawarsa "Koran Jakarta"

A   A   A   Pengaturan Font

"Memang secara realita, bisnis koran jelek, tetapi masih eksis. Dengan demikian, kelak yang akan terjadi, jumlah koran tidak banyak lagi. Mereka inilah yang akan bertahan," ujarnya. Menurut Dahlan, bisnis koran sebagaimana media cetak lain seperti majalah dan taboid, memang sedang tertekan.

Hanya koran yang dikelola dengan manajemen baik yang akan bertahan. "Hanya orang-orang yang betul-betul dapat menjiwai dan menghayati sebagai tujuan berkoran, akan hidup," paparnya. Pendapat Dahlan itu juga diperkuat hasil survei Nielsen Consumer & Media View akhir tahun lalu. Dia mengungkapkan, media cetak masih mampu mempertahankan pembaca di tengah pergeseran minat baca dari cetak ke digital.

Koran masih menjadi pilihan utama pembaca dan pandapatan iklan koran relatif tetap dari tahun ke tahun. Menurut survei Nielsen di 11 kota dan mewawancara 17.000 responden, saat ini media cetak, termasuk koran, majalah dan tabloid, memiliki penetrasi sebesar 8 persen dan dibaca oleh 4,5 juta orang. Dari jumlah tersebut, 83 persennya membaca koran

. Televisi masih merajai dengan penetrasi 96 persen atau dilihat 52,8 juta orang, sedang radio 37 persen atau 11,9 juta. Alasan utama para pembaca masih memilih koran karena nilai beritanya dapat dipercaya.

"Elemen trust terhadap konten tentu berpengaruh terhadap iklan di dalamnya. Keberadaan koran sebagai media beriklan sangat penting untuk produk yang mengutamakan unsur trust, misalnya, perbankan dan asuransi," ujar Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Nielsen Media. Pendapat sejumlah pendiri koran itu patut dijadikan referensi untuk tetap optimistis dalam menjalankan Koran Jakarta.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top