Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Program Kewirausahaan

"Santripreneur" Tingkatkan Rasio Wirausaha

Foto : KORAN JAKARTA/SELO CAHYO

SANTRI WIRAUSAHA | Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga, didampingi ketua Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri, Muhammad Zakki (kedua dari kanan), dan Presiden Direktur PT Rembaka La Tulipe Cosmetiques, Kuncoro Tanudirjo (kedua dari kiri) saat launching Beauty Class Excecutive and Barista Coffee Santri Indonesia, di Pesantren Mukmin Mandiri, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (23/9). Puspayoga mengatakan keberadaan wirausahawan dari kalangan santri telah meningkatkan rasio wirausaha di Tanah Air.

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Berkembangan semangat santri menjadi wirausaha (santripreneur) dari pesantren-perantren diharapkan berkontribusi pada peningkatan jumlah wirausaha di Tanah Air. Pemerintah akan terus menggaungkan semangat santri menjadi wirausaha.

Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga, mengatakan sejak tahun 2016 Indonesia sudah mencatat ratio wirausaha mencapai 3,01 persen atau meningkat secara drastis dari 1,65 persen pada tahun 2014. "Hingga akhir tahun ini, kami targetkan rasio wirausaha di Tanah Air bertambah menjadi 5 persen," kata dia, saat acara meluncurkan Beauty Class Executive and Barista Coffee Santri Indonesia di Pondok Pesantren Mukmin Mandiri, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (23/9).

Dia mengatakan peningkatan jumlah wirausaha tersebut tidak terlepas dari peran pesantren sebagai basis pengembangan santripreneur. "Santripreneur ini akan kita gaungkan, akan kita bumikan terus supaya santri di seluruh Indonesia punya jiwa entrepreneur," tegas Puspayoga.

Dia menambahkan, meski sudah melewati syarat rasio wirausaha sebuah negara (2 persen), namun jika dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara, angka wirausaha Indonesia terbilang masih rendah. Misalnya dengan Singapura yang saat ini sudah mencapai 7 persen, Malaysia 5 persen, maupun Thailand 4 persen.

"Kita bersyukur sudah meningkat dan kalau sekarang dihitung sampai akhir 2018 ini, saya yakin minimal sudah bisa samai Malaysia," ujar Puspayoga.

Koperasi Berkualitas

Sebelumnya, Puspayoga mengatakan apabila koperasi dikelola secara baik (koperasi berkualitas) akan mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

"Dengan lapangan kerja meningkat, maka pertumbuhan ekonomi kita juga meningkat. Dan masalah TKI atau TKW gak perlu lagi kerja keras ke luar negeri karena lapangan kerja sudah tersedia," kata Puspayoga usai menyerahkan secara simbolis akta pendirian 820 koperasi se-Kabupaten Tulungagung, Blitar, dan Kediri, dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi dan UKM di Tulungagung.

Puspayoga menuturkan upaya kementeriannya menciptakan koperasi berkualitas yakni melalui gerakan Reformasi Total Koperasi, dengan mengubah paradigma pengembangan koperasi tidak lagi diorientasikan pada peningkatan jumlah koperasi, tapi berorientasi pada peningkatan kualitas koperasi. Koperasi tidak perlu banyak, tapi yang penting bisa memberikan manfaat pada lebih banyak anggota.

"Mari kita jaga ini, kita urus dengan baik supaya tujuan baik kita bisa tercapai melalui koperasi ini," tandasnya.

Sementara itu, Penginisiasi berdirinya 820 koperasi dari tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Tulungagung, Blitar, dan Kediri, Titik Prasetyowati Verdi, mengaku terdorong karena melihat banyak kasus yang menimpa TKW Indonesia di luar negeri. Mulai dari kasus perdagangan orang, korban pembunuhan, yang berimbas pada tingginya angka perceraian khususnya di Kabupaten Tulungagung.

"Terima kasih sudah ada koperasi berdiri dan pelatihan yang sedang diikuti hari ini. Supaya mengangkat harkat wanita Indonesia dan memperkecil rating perceraian di sini," ujar Titik yang juga menjabat Ketua Koperasi Sekunder Bushido Perwira Nusantara itu.SB/E-3

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top