Samsung Dorong Siswa Gali Solusi Masalah Sosial Melalui Pelatihan Design Thinking
samsung
Foto: istimewaJAKARTA - Generasidigital nativeGen Z secara umum dikenal dengan idealismenya. Mereka dikenal memiliki perhatian yang besar pada isu-isu perubahan iklim, membangun kesetaraan, dan penciptaan lebih banyak peluang bagi orang dari berbagai latar belakang serta perhatian pada praktik keberlanjutan.
Enam dari 10 Gen Z mengatakan sudah melakukan berbagai tindakan aktif untuk meminimalkan dampak mereka terhadap lingkungan. Survei lain menemukan pentingnya pendidikan bagi 65 persen Gen Z dan mereka menghargai adanya akses yang setara bagi siapapun kepada pendidikan.
Untuk memberi wadah bagi Gen Z dan komitmen memajukan pendidikan di Indonesia Samsung menyelenggarakan Samsung Solve for Tomorrow (SSFT), dengan memfasilitasi siswa Indonesia untuk meraih mimpi mereka di bidang pendidikan dan keberlanjutan. Program tersebut mulai dari menuangkan ide hingga membuat rencana agar ide mereka dapat terwujud dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia Ennita Pramono, mengatakan Samsung Solve for Tomorrow adalah kontribusi Samsung terhadap pendidikan di Indonesia. Selain itu program tersebut merupakan bentuk komitmen dalam menjadi bagian dari gerakan pendidikan untuk Indonesia yang lebih baik.
"Samsung Solve for Tomorrow bertujuan mempersiapkanfuture leaderdengan mengajak anak-anak muda mewujudkan perubahan nyata dan positif untuk hari esok yang lebih baik," kata Ennita Pramono.
Saat ini, Samsung Solve for Tomorrow telah memasuki babaksemi-final.Lebih dari 300 proposal telah diterima, tersaring 40 proposal yang menjadi semifinalis dari SMA, SMK, dan MA yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Samsung menyiapkan pelatihan Design Thinking dan sesi mentoring untuk para semifinalis. Hal ini diharapkan dapat mempertajam proposal ide menjadi perencanaan yang memberikan perubahan positif yang lebih berarti bagi komunitas dalam bentuk prototipe proyek (prototype project).
Pemikiran Desain (Design Thinking) adalah proses pemecahan masalah secara kreatif yang berfokus pada manusia, berlandaskan pada lima step. Step pertama adalah berempati (empathize) yaitu mengidentifikasi pengalaman di komunitas untuk menemukan kebutuhan eksplisit dan implisit mereka sehingga dapat tercipta desain yang tepat, melalui riset, wawancara, dan observasi.
Step kedua adalah mendefinisikan (define). Langkah ini dilakukan dengan meninjau temuan dari step pertama, menemukan pola, menemukan sebuah sudut pandang, menyusun wawasan , untuk menentukan secara spesifik apa yang dibutuhkan oleh komunitas.
Selanjutnya step ketiga adalah membentuk pengertian (ideate) di mana peserta diminta menggali sebanyak mungkin ide-ide kreatif yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang ditemukan. Lalu mereka akan melakukanbrainstorminguntuk mengevaluasi berbagai ide yang muncul dan menemukan mana yang paling tepat dan relevan.
Lalu, step keempat adalah prototipe (prototype), di mana para peserta melakukan pemetaan terhadap perjalanan pengguna (user journey) lalu membuat prototipe kertas, selanjutnya prototipe digital, dan akhirnya membuat prototipe fisik. Berikutnya adalah pengetesan, di mana peserta akan membagikan prototipe tersebut kepada komunitas dan melakukan iterasi terhadap prototipe sehingga ide solusinya bisa diadaptasikan dengan cepat.
Terakhir, para peserta akan berbagi (sharing) ide solusi dan prototipe mereka denganstorytelling dan membuat sebuahpitch video. Untuk menyempurnakan ide solusi dan prototype mereka, para peserta mengikuti sesi pendampingan (mentoring) oleh mentor masing-masing.
"Para mentor yang terlibat dalam babak ini mengatakan umumnya para peserta perlu dipertajam dalam merumuskan permasalahan dan bagaimana mengimplementasi ide menjadi produk yang bisa digunakan, apalagi kalau bahan-bahannya sulit didapatkan," kata Ennita.
Karyawan Samsung Electronics Indonesia yang menjadi mentor program tersebut Teddy Utoyo, mengatakan anak-anak ini punya ide yang idealis. Maka tugasnya sebagai mentor adalah menyambungkan kondisi saat ini dengan segala macam tantangan, supaya ide ini bisa real dijalankan nantinya.
"Harapannya, dengan program ini kita dapat menunjukkan bahwa adik-adik SMA, SMK, dan MA ini peduli dengan lingkungan mereka," ungkapnya.
Peserta Samsung Solve for Tomorrow mengikuti sesi Design Thinking dan Mentoring. Sesi-sesi ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya, dan menambah sudut pandang baru mengenai pemikiran desain. Selain itu juga membantu mempertajam cara berpikir yang sistematis.
"Selain mendapatkan validasi atas produk, melalui sesi ini kami juga mengasah softskill kami untuk bekal saat bekerja nanti," kata Fariz Marsal Musyaffa, ketua Kelompok Dasher dari Madrasah TechnoNatura Depok, Jawa Barat.
Adapun Neal Guarddin dari Kelompok RGB dari SMAN 8 Jakarta, mengatakan sesi mentoring dan Design Thinking membantu mereka mengatasi hal tersulit yaitu mendesain prototype dan test. Sesi ini mengasah kemampuan, bakal membantu untuk perkuliahan nanti dan membuat proposal, dan membantu bekerja dalamteamwork.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Haryo Brono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras
- Jaga Wibawa Institusi, Pimpinan Harus Buka Borok Birokrat yang Korup
- Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos
- Dokter Spesialis Ini Ingatkan Aktivitas dan Latihan Fisik Rutin Bisa Kurangi Risiko Stroke
- Indonesia dan Russia Gelar Latgab Angkatan Laut