Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sampai Bertemu di Surga... Evan dan Nathan

Foto : koran jakarta /selocahyo basuki

Menata Aneka Makanan - Paman dari Vincentius Evan Hudojo dan Nathanael Ethan Hudojo, Jo Prajoko, menata aneka makanan kesukaan Evan dan Nathan, di altar persemayaman Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya, Rabu (16/5).

A   A   A   Pengaturan Font

Oreo, burger king, tim tam, koko crunch, susu ultra, dan aneka makanan kegemaran anak-anak, berjejer rapi menemani lilin di altar persemayaman, dua anak bangsa, Vincentius Evan Hudojo dan Nathanael Ethan Hudojo.

Buah hati dari Erry Hudojo dan Wenny Angelina itu terbaring tenang setelah menjalani prosesi tutup peti di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya, Rabu (16/5). Bocah-bocah tak berdosa itu adalah korban serangan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Surabaya, Minggu (13/5).

Puluhan karangan bunga tersusun rapi di halaman belakang Rumah Duka Adi Jasa, mengiringi suasana sedih yang mendalam dari para pelayat, di antaranya dari Ketua Umum Bhayangkari, Tri Tito Karnavian, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Kelas 2A SDK Santa Clara, dan lain-lain.

"Jajanan itu memang kesukaan keponakan saya semasa hidup, sengaja kita siapkan untuk persemayaman mereka.

Tak hanya hari libur, terkadang dalam perjalaan pulang sekolah pun mereka minta mampir ke Burger King Jemursari, atau McDonald Darmo," tutur Jo Prajoko, paman kedua anak itu saat ditemui di Rumah Duka Adi Jasa.

Jo menjelaskan, papa Evan dan Nathan masih terpukul atas peristiwa tersebut. Namun, pihak keluarga telah berusaha menerima nasib nahas yang menimpa kedua anak kelahiran Malang, Jawa Timur itu.

Sebelum prosesi lanjutnya, sang Ibu, Wenny Angelina, 47 tahun, menyempatkan datang untuk menyaksikan terakhir kali wajah kedua buah hatinya. Menurut Jo, Wenny yang tengah dirawat di RS Bedah Surabaya karena peristiwa yang sama, telah dua kali datang ke persemayaman kedua anak tersebut.

"Jiu Bing (Wenny) sudah dua kali datang, hari ini dan kemarin. Dokter memberi waktu meninggalkan rumah sakit hanya beberapa jam, karena sore ini rencananya masih akan menjalani operasi pengambilan serpihan bom di bagian punggung," tutur Jo.

Dia menuturkan, meski dalam kondisi lemah di ranjang rumah sakit, Wenny tetap berusaha menunjukkan kasih sayangnya sebagai orang ibu pada Evan dan Nathan. Sebelum peti ditutup, keduanya telah didandani dengan busana resmi, setelan jas hitam dengan kemeja putih, dan dasi hitam.

"Tadi sempat mengusap kening kedua anaknya. Kalau memeluk sudah kemarin katanya. Masih kelihatan sedih, tapi Mamanya berusaha tabah, kami sekeluarga berusaha menerima, bagaimana lagi, sudah kejadian," tuturnya.

Pria yang tinggal di kawasan Bratang Surabaya ini mengatakan, Wenny sudah bisa menerima bahkan mendoakan agar para pelaku serangan bom kembali ke jalan yang benar.

"Bu Wenny sudah menerima, juga mendoakan para pelaku. Hal itu sesuai anjuran Romo Kurdo. Tadi, beliau juga ikut mendoakan dan mendampingi Mamanya," ujarnya.

Jo menambahkan, kini pasangan Erry Hudojo-Wenny Angelina sudah tak memiliki anak seiring kepergian Evan dan Nathan. "Tentu berat, tapi sudah bagaimana lagi. Kami harus tabah," tuturnya.

Segera Diakhiri

Secara terpisah, Pastor Paroki Gereja Santa Maria Tak Bercela, Romo Kurdo, berharap segala bentuk terorisme dan kekerasan segera diakhiri. Kepada para korban juga disampaikan duka mendalam.

"Sedangkan kepada para pelaku teror, kami mengampuni dan berdoa supaya Tuhan mengampuni mereka. Umat Katolik di mana pun dan saudara yang lain hendaklah tetap setia dan berbuat baik.

Kebencian hanya bisa selesai jika dihadapi dengan kasih yang sejati. Tolak rasa takut, jalin saling menghormati dan berani berbuat baik dan benar," pesannya.

Sementara itu, Pendeta Gereja Pathekosta Pusat Surabaya (GPPS), Jonathan, mengatakan dia sangat menyesalkan dengan aksi terorisme yang terjadi beberapa hari yang lalu itu.

Menurut pria berkacamata itu, tidak ada agama mana pun di dunia yang membenarkan radikalisme dan kekerasan. Dia melanjutkan, sesuai Pasal 29 UUD 1945, seluruh warga negara Indonesia dijamin melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya.

"Kami rindu bisa beribadah dengan aman. Ke depan, pemerintah bisa tanggulangi terorisme, sehingga umat bisa bebas menjalankan ibadah. Kami tetap mengampuni dan menyerahkan pada Tuhan supaya bisa pulihkan umat agar mau ibadah.

Kami juga mendoakan jemaat yang meninggal supaya mendapat tempat yang terbaik di sisi Tuhan," katanya. Salah seorang kerabat yang datang melayat, Suster Marsiana dari Griya Usia Lanjut Santo Joshep, Surabaya, juga mengatakan umat Kristiani seyogianya memaafkan tindakan para pelaku terorisme.

Dia mengaku sangat bersimpati dengan musibah yang dialami keluarga pengusaha properti itu. "Kami bersimpati, dengan usia mereka yang sangat muda, tapi menjadi korban. Tapi bagaimanapun kita harus mengampuni, saya yakin orang tua Evan juga sama.

Maaf itu benar-benar tulus, karena kami yakin para pelaku itu tidak tahu apa yang mereka lakukan. Dengan demikian, Evan dan Nathan sekarang bisa beristirahat dengan damai," tuturnya. Sampai Bertemu di Surga Evan- Nathan. selocahyo/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top