Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Salju Turun juga di Arab

A   A   A   Pengaturan Font

Jazirah Arab yang terbagi berapa negara secara geografis berada satu garis lurus dengan Sahara, dari barat Afrika hingga Teluk Persia. Meski telah dibatasi laut Merah, tidak membedakan kondisi jazirah dengan wilayah Sahara, berupa gurun tandus yang panas.

Meski dikenal kering dan panas, wilayah Arab memiliki iklim subtropics. Suhunya sejuk saat musim dingin di bumi utara. Bahkan pada 10 Januari 2020, badai kuat di Arab Saudi membawa suhu mencapai titik minus nol derajat. Tak ayal, salju mengubah pemandangan sebagian gurun di Arab Saudi seperti musim dingin di Eropa.

Wilayah yang diselimuti salju tersebut adalah Tabuk, yang berada 193 kilometer dari Laut Merah. Daerah ini dikenal sebagai daerah terdingin di Arab Saudi, meski tidak setiap tahun turun salju.

Pada saat salju turun, suhu minus 4 derajat Celcius. "Badai kuat terlacak dari Eropa selatan dan Mediterania ke Timur Tengah pekan lalu, menarik udara dingin ke kawasan itu dan mengakibatkan hujan salju," kata ahli meteorologi senior AccuWeather Eric Leister, seperti dikutip ABC.

Pada video yang beredar menunjukkan unta hewan gurun berjalan terseok-seok membelah salju. Beberapa penduduk keluar rumah untuk menikmati salju dengan memainkannya. Pemandangan yang tidak biasa itu dengan cepat menjadi viral dan menghebohkan seluruh kerajaan.

Orang-orang sempat tidak percaya dengan berbagai postingan tersebut di tengah maraknya berita bohong. Mereka sebenarnya tidak perlu ragu. Lantaran turunnya salju sudah beberapa kali terjadi. Yang terdekat adalah pada 1 April 2019, di Jabal Al-Lawz, barat laut Arab Saudi. Salju mengubah wilayah tersebut menjadi putih.

Hujan salju musim semi telah menyapu pegunungan di barat laut Arab Saudi, mengubah sebagian wilayah menjadi putih dan menyenangkan penduduk. "Warga yang biasa dengan kekeringan menjadi gila karena bisa melihat salju," kata Leister.

"Bahkan pada April sistem badai yang sama ini kemudian bergerak lebih jauh ke timur dan menyebabkan banjir mematikan. Banjir berupa salju tebal yang longsor dari Iran ke Pakistan dan Afghanistan," lanjut Leister. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top