Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bursa Cawagub

Saling Tuding Antara Kandidat dan Pansus

Foto : ISTIMEWA

Bestari Barus

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Tarik ulur pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta terus berlanjut. Setelah prosesnya yang dianggap lambat dan malah ada yang mengganggap tidak ada iktikad untuk dilanjutkan, kali ini kembali terjadi aksi saling tuding antara panitia pemilihan dan kandidat calon wakil gubenur (cawagub).

Kandidat cawagub, yang juga mantan Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu, dianggap tidak pantas memimpin Jakarta. Pernyataan pedas ini dikeluarkan oleh Panitia Khusus (Pansus) karena sebelumnya Syaikhu menganggap Panitia Khusus (Pansus) cawagub bekerja lambat.

"Makanya saya keberatan sama Syaikhu itu, masa dibilang pansus lambat. Dia nggak ngerti tata aturan, terus bilang pansus lambat. Pansus baru tiga hari kok. Kayak gitu pengen mimpin Jakarta, gagal paham, ya susah," ujar Wakil Ketua Pansus, Bestari Barus, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (28/5).

Menurut Ketua Fraksi NasDem DKI ini, keterlambatan pemilihan cawagub disebabkan ketidakmampuan partai pengusung, yakni Gerindra dan PKS hingga mundur sampai lima bulan. Dia membantah bahwa keterlambatan itu bersumber dari pansus cawagub. Dia memastikan, pansus telah dan akan bekerja maksimal.

"Tanggal 10, 11, 12 kita mulai. Tanggal 19 itu materi sudah final, tinggal persetujuan DPRD. Juni sudah selesai pansus dan panlih. Lalu Juli, panlih sudah mulai bekerja. Panlih paling lama dua minggu sudah selesai, menyiapkan kotak suara dan lainnya. Kalau tidak ada sesuatu yang luar biasa maka Agustus sudah ada wagub," kata Bestari.

Dia memastikan, pemilihan wagub akan tuntas satu hari. Hanya saja, menurutnya, pansus sedang merumuskan tata tertib untuk penentuan kuorum anggota DPRD yang memiliki hak pilih. Bisa 50 persen plus satu atau 2/3 dari anggota.

"Kemarin itu ada yang unik, kemarin di tatib itu ada bunyinya partai pengusung mengirim dua nama, tapi di ujung tatib itu ada lagi partai pengusung wajib menandatangani hasil pemilihan. Nah, kejadian kabupaten di Jawa Tengah ada 5 partai pengusungnya. Begitu selesai, yang satu nggak menandatangani, (cawagub terpilih ini) nggak jadi diangkat sampai sekarang," jelas Bestari.

Sebelumnya, cawagub DKI Jakarta, Ahmad Syaikhu, memastikan tidak akan mengundurkan diri dari bursa calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta. Dia berharap, Pansus Cawagub bisa segera menentukan panitia pemilihan sesuai aturan perundang-undangan, sehingga cawagub yang diajukan segera disepakati.

"Sudah terlalu lama. Sementara persoalan di DKI banyak hal yang harus ditangani. Ya kita membantu, prinsipnya sebagai wakil gubernur membantu gubernur dalam menjalankan tugas-tugasnya sehingga berbagai tugas beliau ini itu akan mengarah fokus kepada pencapaian RPJMD," kata Syaikhu.

Mantan Wakil Wali kota Bekasi ini memastikan diri tidak akan mundur dari bursa cawagub setelah dirinya terpilih menjadi anggota DPR RI. Dia mengaku akan mengikuti mekanisme apa pun yang ditetapkan Pansus Cawagub bentukan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi.

"Tapi kan belum dilantik DPR RI. Ya mudah-mudahan lah itu temen-temen di dewan bisa cepet menyelesaikan pansus," ujar Syaikhu.

Menurutnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, telah banyak terjun ke lapangan untuk menyelesaikan permasalahan di Ibu Kota. Terlebih saat terjadi kerusuhan pada 21-22 Mei kemarin. Dia mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menggratiskan biaya kesehatan bagi korban kerusuhan yang ditangani rumah sakit.

Menurut Saikhu seharusnya Anies juga turun memantau perkembangan di masyarakat dan bersiap menghadapi aksi susulan karena masih ada kemungkinan gejolak di masyarakat menghadapi hasil pemilu khususnya Pilpres 2019. pin/P-6

Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top