Sadeng, Ujung Aliran Sungai Bengawan Solo Purba
Pantai Sadeng.
Bagi para nelayan migran, tidak mudah menaklukkan pendapat warga setempat yang percaya tidak boleh melaut di pantai yang angker.
Akhirnya, bertahanlah serombongan nelayan dari Gombong itu. Lama kelamaan mereka berhasil mendapatkan ikan seperti yang diharapkan dan akhirnya komunitas nelayan di sini terus bertambah jumlahnya.
Pada 1986, didirikan tempat pelelangan ikan dan dibangun pelabuhan yang dilengkapi mercusuar untuk mendukung aktivitas perikanan tangkap. Sekitar 1989, berdiri sebuah koperasi untuk membantu ekonomi para nelayan. Pada 1995, berdiri kantor yang mengurus hasil tangkapan ikan sekaligus pondokan serupa rumah petak yang dikontrakkan untuk para nelayan.
Di Sadeng bisa disaksikan perahu-perahu dan kapal-kapal nelayan yang bersandar. Aktivitas lainnya adalah nelayan yang berangkat melaut dan juga berlabuh, mengangkut ikan dari kapal ke tempat pelelangan ikan, membersihkan perahu, dan menggiling es batu.
Di Sadeng wisatawan bisa menikmati aneka hidangan seafood. Di sini banyak berdiri beberapa warung-warung yang menyediakan menu ikan, cumi dan udang. Warung-warung ini berjajar di sepanjang jalan Sadeng-Jerukwudel selain di sekitar pasar ikan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya