Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tata Surya

Sabuk Kuiper Lebih Luas dari yang Diperkirakan

Foto : afp/ HO / various sources
A   A   A   Pengaturan Font

Saat ini pada ilmuwan menemukan wawasan baru tentang Sabuk Kuiper. Misi NASA melalui wahana antariksa New Horizons yang menemui Pluto pada 2015, kini telah melintasi wilayah terdalam dari Sabuk Kuiper. Wahana yang diluncurkan pada 19 Januari 2006 tersebut menghadapi badai debu kosmik. Hal ini yang mengisyaratkan mungkin ada lebih banyak hal yang terjadi di bagian terluar tata surya daripada yang dibayangkan selama ini.

Luar angkasa dipenuhi debu yang terbentuk dari partikel-partikel kecil yang berukuran mikron atau sepersejuta meter. Sebagian besar materi kecil di tata surya itu merupakan sisa sisa pembentukan planet, yang merupakan peristiwa yang menyebabkan banyak benda saling bertabrakan.

Saat ini, debu purba ini tercecer dari permukaan asteroid dan komet akibat tumbukan mikro meteorit. Kandungannya memunculkan "cahaya Zodiak" yang penuh teka-teki. Material ini meluas hingga ke wilayah terjauh tata surya. Para astronom masih belum sepenuhnya yakin dimana titik batas akhir dari Sabuk Kuiper.

Sabuk Kuiper terletak sangat jauh dan isinya berupa lapisan es sangat kecil dan redup, sehingga baru pada 1992, objek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object/KBO) pertama di luar Pluto ditemukan.

Penemuan ini dilakukan oleh astronom Universitas Hawaii, Dave Jewitt dan Jane Luu. Namun sejak itu, ribuan KBO telah terlihat dan para astronom secara tentatif telah dapat mulai memetakan bagian luar tata surya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top