Sabalenka Targetkan 3 Gelar Australian Open Berturut-turut
Petenis tunggal putri Belarus Aryna Sabalenka berpose dengan piala Australia Open 2024 di Royal Exhibition Building, Melbourne, Australia, Minggu (28/1/2024).
Foto: ANTARA/REUTERSJAKARTA - Aryna Sabalenka fokus ke Melbourne dengan target untuk memenangi tiga gelar Australian Open berturut-turut setelah melanjutkan momentum luar biasanya pada 2024 dengan meraih gelar pertamanya musim 2025 di Brisbane International.
Sabalenka mencatat musim 2024 dengan gemilang, memenangi Australian Open dan US Open di antara empat trofi turnamen major -- yang menjadikan jumlah gelar Grand Slam-nya menjadi tiga -- dan meraih peringkat No.1 dunia pada akhir tahun, menyalip Iga Swiatek.
Kini, ia bertekad untuk menjadi petenis pertama setelah Martina Hingis yang memenangi tiga gelar Australian Open berturut-turut mulai 1997 hingga 1999.
- Baca Juga: Kluivert Belum Teruji sebagai Pelatih
- Baca Juga: Liverpool Waspadai Pembalasan Tottenham
"Secara mental, fisik, saya akan siap untuk tampil di Australian Open," kata Sabalenka, dikutip dari laman resmi Australian Open, Selasa (7/1).
"Membawa trofi (Brisbane International) ke turnamen major, itu sangat penting. Saya benar-benar merasa percaya diri dengan permainan saya. Saya sangat bersemangat. Saya senang bermain di sana. Saya senang berjuang untuk impian saya."
Empat petenis perempuan lainnya telah menikmati periode dominasi Australian Open yang serupa. Margaret Court (1969-71), Evonne Goolagong (1974-76), Steffi Graf (1988-90) dan Monica Seles (1991-93) juga telah menyelesaikan tiga kemenangan Australian Open.
Novak Djokovic menjadi satu-satunya petenis pria yang berhasil meraih tiga gelar Australian Open berturut-turut, setelah melakukannya dua kali -- pertama antara tahun 2011 hingga 2013, kemudian 2019 hingga 2021.
Sabalenka akan mencoba menyamai para petenis hebat tersebut, setelah meraih gelar ke-18 tingkat tur dalam kariernya di Brisbane. Ia hanya kehilangan satu set dalam perjalanan menuju kemenangan itu saat melawan Polina Kudermetova di final sebelum menang 4-6, 6-3, 6-2.
Australia menjadi tempat yang menyenangkan bagi Sabalenka, yang kini telah memenangi empat gelar dalam lima turnamen terakhirnya di Negeri Kanguru itu.
Ia memegang catatan menang kalah 27-1 di negara tersebut sejak awal musim 2023, dengan satu-satunya kekalahan dia alami dari Elena Rybakina di final Brisbane tahun lalu.
Dengan catatan menang-kalah 22-5, Sabalenka memegang persentase kemenangan terbaik (81,5 persen) dalam pertandingan tunggal Australian Open dari semua petenis putri yang masih aktif.
Juara dua kali Naomi Osaka, dengan menang kalah 24-6 mencatatkan 80 persen persentase kemenangan terbaik di Australian Open, berada di urutan setelah Sabalenka.
Di turnamen major 2024, Sabalenka mencatatkan persentase kemenangan sebesar 94,7 persen -- yang terbaik di ajang tersebut sejak juara Australian Open tujuh kali Serena Williams mencatatkan 96,2 persen persentase kemenangan pertandingan Grand Slam-nya pada 2023.
Dengan begitu, Sabalenka memasuki Australian Open 2025 dengan bermain di level yang benar-benar elit di lapangan keras.
Petenis berusia 26 tahun ini memegang persentase kemenangan terbaik (82 persen, 50-11) dari semua petenis putri yang saat ini aktif di Grand Slam lapangan keras di Melbourne dan New York. Dia kembali mengungguli Osaka (79,7 persen, 47-12) dalam metrik ini.
Sejak awal 2020, Sabalenka telah mengklaim 44 kemenangan pertandingan di turnamen major lapangan keras, lebih banyak dari petenis putri yang aktif lainnya. Swiatek berada di peringkat kedua, dengan 35 kemenangan.
Meskipun absen di Wimbledon, Sabalenka mencetak 514 pukulan winner dalam tiga penampilannya di Grand Slam tahun lalu -- lebih banyak dari petenis putri lain pada 2024.
Sabalenka juga berpotensi untuk bergabung dengan Williams, Swiatek, Simona Halep, dan Ash Barty sebagai petenis dalam dekade terakhir yang memenangkan turnamen major sebagai No.1 di WTA.
Jika ia memenangi pertandingan babak pertamanya, ia akan menjadi petenis pertama yang memenangi 15 pertandingan Australian Open berturut-turut setelah Victoria Azarenka, yang memenangi 18 pertandingan berturut-turut antara tahun 2012 hingga 2014.
Namun, Coco Gauff yang membantu tim AS memenangi United Cup, dapat menjadi ancaman bagi Sabalenka. Gauff juga mengalahkan Sabalenka di WTA Finals.
Selain itu, Swiatek juga telah terbukti menjadi kompetitor yang tangguh bagi Sabalenka.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Lili Lestari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kebijakan PPN 12 Persen Masih Jadi Polemik, DPR Segera Panggil Menkeu
- 2 Nelayan Kepulauan Seribu Segera miliki SPBU Apung
- 3 Athletic Bilbao dan Barca Perebutkan Tiket Final
- 4 Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Jadi Perhatian Pemerintah pada 2025
- 5 Mulai Januari 2025, Usia Pensiun Pekerja Indonesia Naik Satu Tahun Menjadi 59 Tahun