Sabalenka Sangat Bangga Juara US Open
mengangkat trofi I Aryna Sabalenka dari Belarus mengangkat trofi setelah mengalahkan Jessica Pegula dari AS dalam pertandingan final turnamen tenis AS Terbuka di Pusat Tenis Nasional USTA Billie Jean King di New York City, Minggu (8/9).
Foto: TIMOTHY A KLARI / AFPNEW YORK - Aryna Sabalenka mengaku merasa sangat bangga setelah berhasil menjadi juara US Open sebagai gelar Grand Slam ketiganya. Sabalenka meraih kemenangan dramatis atas Jessica Pegula dalam laga final yang mendebarkan, Minggu (8/9).
Petenis peringkat dua dunia itu menang dengan skor 7-5, 7-5. Dia menambah gelar di New York ini ke dalam koleksi kemenangan berturut-turut di Australia Open. Pegula memberikan perlawanan sengit, bangkit dari ketertinggalan 0-3 dan nyaris kalah break point untuk memimpin 5-3 di set kedua, sebelum akhirnya Sabalenka meraih kemenangan.
Petenis berusia 26 tahun asal Belarusia tersebut mencetak 40 winner. Dia menjadi wanita pertama sejak Angelique Kerber pada 2016 yang berhasil memenangkan dua gelar Grand Slam di lapangan keras dalam satu musim. "Saya ingat semua kekalahan berat masa lalu di sini. Meskipun terdengar tidak mudah, jangan pernah menyerah dengan mimpi Anda," tutur Sabalenka.
Saat ini dia kehabisan kata-kata. Berkali-kali dia merasa begitu dekat untuk memenangkan gelar US Open yang selalu menjadi mimpinya. Akhirnya dia mendapatkan trofi indah ini.
"Saya sangat bangga kepada diri sendiri, dan tim," ujar Sabalenka. Dia menjadi runner-up tahun lalu dan semifinalis pada 2022 dan 2023.
Pegula tiba di New York dengan gelar di Toronto serta posisi runner-up di Cincinnati setelah kalah dari Sabalenka. Dia telah memenangkan 15 dari 16 pertandingan di musim lapangan keras Amerika Utara. "Saya berharap dia setidaknya membiarkan memenangkan satu set," jelasnya.
Dia memiliki pertandingan yang sulit di Cincinnati beberapa pekan lalu. Dia menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Dia sangat kuat dan tidak akan memberi apa pun. Pegula hanya senang bisa bertahan dan terus mengambil kesempatan.
Sabalenka juga menyampaikan terima kasih kepada penonton setelah mengungkapkan kekecewaannya terhadap atmosfer di arena pertandingan saat melawan Emma Navarro dari New York di semifinal. "Sejujurnya, terima kasih banyak. Saya mendengar banyak dukungan. Kalian mendukung saya di saat-saat baik. Tetapi tentu saja saya mengharapkan kalian mendukung Jessica," ungkap Sabelenka.
Sabalenka kalah di final US Open 2023 dari Coco Gauff, rekan senegara Pegula. Di pertandingan kali ini, dia kesulitan di awal permainan dengan sejumlah kesalahan yang memberikan break untuk Pegula di posisi 2-1. Namun, Sabalenka segera menyamakan kedudukan dan kembali memimpin dengan break di skor 4-2.
Kerumunan penonton berjumlah 23.000 orang. Mereka termasuk figur-figur olahraga terkenal seperti peraih medali emas Olimpiade lari 100 m Noah Lyles, bintang NBA Steph Curry, dan mantan juara dunia Formula 1 Lewis Hamilton. Mereka turut menyaksikan pertandingan tersebut.
Sebagian besar penonton mendukung Pegula, tetapi petenis berusia 30 tahun itu tak berdaya menghadapi serangan tanpa henti dari Sabalenka. Teriakannya menggema di bawah atap tertutup Stadion Arthur Ashe yang luas. ben/AFP/G-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
- Waspada yang Akan Bepergian, Hujan Ringan hingga Deras Disertai Petir Mengguyur Indonesia Pada Sabtu
- Rute baru Kereta Cepat Whoosh