Saatnya Menjadi Penulis Writerpreneur
Dalam buku ketiganya, dia menulis fiksi cerita misteri. Wilda mengaku cukup kesulitan untuk menyesukaikan gaya penulisannya. "Susah. Fiksi, kita harus menciptakan ide secara logis. Kita juga harus riset," ujar dia. Supaya, cerita memiliki alur dan dapat diterima secara nalar serta tidak mengandung SARA.
Melalui Antargata yang dikerjakan bersama temantemannya, untuk pertama kali dia dan tim penulis melakukan pitching ke investor web series. Perusahaan penyedia jasa streaming inilah yang akan menayangkan cerita yang diangkat dari buku ke dalam visual.
Cerita yang terpilih akan ditayangkan ke 17 negara dalam waktu bersamaan. Pengalaman tersebutlah yang menggugah perempuan yang ingin banting setir menjadi writerpreneur.
Sedikit berbeda dengan Wilda, Annisa Hasanah lebih memilih untuk mempelajari proses penulisan yang film atau yang memiliki nilai untuk diangkat ke layar lebar. Pasalnya setelah mengikuti workshop penulisan writerpreneur, dia merasakan kalau kemampuan menulisnya belum memadai.
"Kalau kita terjun ke salah satu dunia (kegiatan), kita merasa kecil banget belum ada apa-apanya," ujar dia memberikan alasan.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya