Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Saat Daerah Lain Banjir Akibat Musim Hujan, NTT Masih di Puncak Kemarau, Rentan Kebakaran Hutan

Foto : ANTARA/Roland Tuanaen

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda kawasan Gunung Ile Mandiri di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, NTT, pada November 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

KUPANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Pulau Timor, Pulau Rote, dan Pulau Sabu di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Pulau Timor, Rote, dan Sabu saat ini memiliki tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah sangat tinggi," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini potensi karhutla di wilayah NTT yang berlaku pada 17 Oktober 2022.

Ia menjelaskan wilayah NTT saat ini sedang berada dalam peralihan musim kemarau ke musim hujan sehingga banyak daerah yang masih berada di puncak musim kemarau.

Sebagian wilayah di Pulau Timor seperti di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, serta di Pulau Rote, dan Pulau Sabu saat ini memiliki tingkat kemudahan terbakar yang tinggi sehingga perlu diwaspadai masyarakat setempat.

"Alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar," katanya.

Agung mengimbau masyarakat di sejumlah wilayah itu agar melakukan upaya antisipasi karhutla dengan menghindari kegiatan yang dapat memicu titik api seperti membuka lahan dengan cara membakar.

Selain itu jangan membuang puntung rokok di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput atau daun kering yang mudah tersambar api.

Ia mengatakan kemunculan titik api akan mudah meluas dengan cepat didukung dengan angin kencang yang bersifat kering sehingga lebih sulit dikendalikan jika terjadi karhutla.

"Masyarakat di daerah terdampak perlu memahami kondisi potensi bahaya karhutla dan melakukan langkah antisipasi yang diperlukan guna meminimalisir resiko," katanya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top