Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Keamanan Pangan

Saat Belanja Perhatikan "Klik"

Foto : ANTARA

Para petugas BBPOM memeriksa sejumlah sampel makanan untuk mengetahui keamanan pangan. Ini dilakukan sebagai langkah rutin menjelang Idul Fitri.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Jakarta mengingatkan konsumen untuk memperhatikan kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa (Klik) untuk memastikan keamanan pangan saat berbelanja.
"Dengan empat langkah itu, masyarakat bisa lebih aman dalam membeli produk," kata Kepala BBPOM, Safriansyah, Senin (3/5). Dia ditemui saat memantau uji keamanan pangan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Ia meminta masyarakat untuk memperhatikan kemasan yang cacat, penyok yang berpotensi bocor, segel rusak, dan kemasan berlubang. Produk semacam itu jangan dibeli karena dikhawatirkan terkontaminasi mikroba atau patogen.
Keterangan pada label yang jelas, izin edar hingga tanggal kedaluwarsa juga menjadi elemen penting dalam membeli produk olahan. Selain itu, memperhatikan tingkat warna sebuah produk pangan. Apabila sangat mencolok, maka bisa dipertimbangkan untuk tidak membelinya karena dikhawatirkan mengandung zat kimia berbahaya, yakni pewarna Rhodamin B.
Selain Rhodamin B, ada tiga bahan berbahaya lain yang perlu diwaspadai. Namun untuk mengetahuinya memerlukan uji sampel sebagai zat pengawet, yakni formalin, boraks, dan pewarna kimia kuning metanil.
Ada cara lain untuk mengetahui pangan basah, misalnya, mi basah mengandung pengawet atau bebas pengawet, di antaranya dengan membiarkan produk tersebut di ruang terbuka selama dua hari. Jika masih awet, tidak berbau dan tidak berlendir, bisa dipastikan mengandung pengawet berbahaya. "Mi basah dalam waktu 1 x 24 jam sudah rusakbila tanpa pengawet," ujarnya.
Adapun bahaya dari empat kandungan kimia itu, kata dia, menjadi pencetus penyakit kanker. Menjelang momentum hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, dia gencar melakukan uji sampel, di samping pemeriksaan rutin di sejumlah titik.
Hingga kini, BBPOM sudah melakukan uji sampel di 60 titik, di antaranya pasar swalayan, pasar tradisional, gudang, ritel, distributor, dan importir.
Masyarakat memang perlu cermat saat berbelanja makanan menjelang Idul Fitri. Seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu saja ada pedagang yang mengambil keuntungan secara jahat. Mereka menggunakan berbagai bahan yang memungkinkan keuntungan besar. Mereka tidak peduli meski hal itu membahayakan kesehatan, bahkan nyawa konsumen. hay/Ant/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top