Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Ratusan Warga Sipil Diyakini Masih Terjebak di Pabrik Azovstal

Russia Tingkatkan Serangan

Foto : AFP/Yasuyoshi CHIBA

AFP/Yasuyoshi CHIBA Gedung Rusak l Seorang lansia menatap ke arah gedung apartemen yang rusak di Kota Kramatorsk, Ukraina timur, akibat hantaman misil pada Kamis (5/5). Selain Kramatorsk, Pasukan Russia juga meningkatkan serangannya ke seluruh wilayah timur Ukraina.

A   A   A   Pengaturan Font

Jelang peringatan hari kemenangan Uni Soviet pada Perang Dunia II, Russia terus meningkatkan serangannya ke wilayah timur Ukraina.

MOSKWA - Militer Russia telah meningkatkan serangan di Ukraina timur. Peningkatan serangan itu dilakukan jelang peringatan hari kemenangan Uni Soviet, yang kini telah bubar, atas Nazi Jerman saat Perang Dunia II pada 9 Mei 1945.
Menteri Pertahanan Russia Sergei Shoigu menegaskan pada Rabu (4/5) bahwa negaranya memperluas wilayah kekuasaan di Provinsi Luhansk dan Donetsk, Ukraina timur. Ia mengklaim bahwa Russia telah menguasai Kota Mariupol dan membangun kehidupan sipil yang damai.
Terkait peringatan hari kemenangan, Presiden Russia, Vladimir Putin, dilaporkan akan berupaya memamerkan pencapaian negaranya jelang peringatan 9 Mei mendatang.
Namun, seorang pejabat senior di Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) pada Rabu mengatakan aksi militer Russia sebagian besar terhenti menyusul perlawanan sengit dari Ukraina.
Sementara itu kantor berita NHK pada Kamis (5/5) melaporkan bahwa di Mariupol, ratusan warga sipil diyakini masih terjebak di dalam sebuah pabrik baja Azovstal yang dikepung pasukan Russia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dalam pesan video mengatakan bahwa 344 orang telah diselamatkan dari kota itu dan kawasan pinggir kota pada Rabu.
Zelenskyy menambahkan bahwa masih ada perempuan serta anak-anak di dalam pabrik baja tersebut, dan negaranya tengah bernegosiasi untuk membebaskan mereka.
Sementara itu Uni Eropa (UE) pada Rabu mengusulkan larangan impor minyak Russia hingga akhir tahun ini, sebagai tambahan sanksi terhadap Russia.
menanggapi seruan UE itu, Presiden AS, Joe Biden, juga mengatakan bahwa negaranya selalu terbuka untuk memberikan sanksi tambahan. Ia mengatakan akan membahas sanksi lanjutan bersama para pemimpin G7 lainnya pada pekan ini.

Penegasan Moskwa
Sementara itu pada Kamis, pihak Moskwa menegaskan bahwa bantuan Barat ke Kyiv telah memperlambat serangannya di Ukraina.
Setelah hampir 10 pekan menjalankan perang yang telah menewaskan ribuan orang, meratakan kota-kota Ukraina dan mengakibatkan lebih dari 13 juta orang mengungsi, Kremlin mengakui bahwa negara-negara Barat telah mencegah diakhirinya kampanye militer Russia dengan cepat.
"Intelijen AS, Inggris, dan NATO secara keseluruhan telah membantu angkatan bersenjata Ukraina. Ditambah dengan aliran senjata yang dikirim negara-negara ini ke Ukraina, ini semua adalah tindakan yang tidak berkontribusi pada penyelesaian cepat operasi," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
"Namun bantuan dari luar, bagaimanapun, tidak mampu menghalangi pencapaian tujuan operasi militer Russia," imbuh dia.
Pernyataan Peskov itu menanggapi artikel New York Times edisi Rabu yang mengatakan informasi intelijen yang diberikan oleh AS telah membantu militer Ukraina telah menewaskan sekitar selusin jenderal Russia dalam peperangan.
Sejak gagal merebut Kyiv pada awal invasinya yang diluncurkan pada 24 Februari lalu, Russia kini memfokuskan serangannya di timur dan selatan Ukraina.
Selain mengirim uang dan senjata ke Ukraina, sekutu Barat juga telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Russia untuk menghukum Moskwa atas invasi tersebut. AFP/NHK/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top