Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I AS Minta Russia Hentikan Operasi Militer di Sekitar Fasilitas Nuklir

Russia Berupaya Pukul Mundur Pasukan Lawan di Donetsk

Foto : AFP/Bulent KILIC

Kehancuran Akibat Perang I Seorang warga lokal mendorong sepeda melewati reruntuhan bangunan di Kota Toretsk, Ukraina timur, pada akhir pekan lalu. Pada Selasa (9/8), pemerintah Ukraina melaporkan bahwa pasukan Russia semakin meningkatkan ofensifnya untuk memukul mundur unit-unit pasukan Ukraina dari garis depan.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Ofensif Russia terhadap kota-kota Bakhmut dan Avdiyivka di wilayah Donetsk, Ukraina Timur, terus berlanjut, sementara pasukan musuh berupaya menimbulkan korban semaksimal mungkin terhadap pasukan Ukraina. Hal itu diutarakan oleh staf umum Angkatan Darat Ukraina pada Selasa (9/8) pagi.

"Angkatan Udara Russia membombardir fasilitas-fasilitas militer di Donetsk untuk mendukung serangan artileri dan operasi darat lainnya yang bertujuan untuk memukul mundur unit-unit pasukan Ukraina dari garis depan," demikian pernyataan dari staf umum Angkatan Darat Ukraina.

Sebelumnya pada Senin (8/8) lalu, pihak intelijen Inggris memperingatkan bahwa Russia telah menggunakan ranjau antipersonnel dalam upaya untuk mempertahankan garis depan pertahanannya di Donbas, sehingga ranjau-ranjau ini bisa menimbulkan risiko bagi personel militer maupun warga sipil setempat.

Walau ofensif Russia berlanjut, pihak perencana militer Kyiv mengatakan bahwa pasukan mereka telah menangkis operasi pengintaian dan serbuan di beberapa kawasan permukiman di sekitar Ivano-Daryivka, Bakhmut, dan Zaitsevo. Mereka mengatakan bahwa pasukan Russia telah mundur setelah upaya serangan di sekitar Avdiyivka dan Krasnohorivka mengalami kegagalan.

Dalam laporannya, Kyiv mengatakan bahwa dua kapal perang Russia yang dipersenjatai rudal jelajah Kalibr, telah disiapkan untuk bertempur di kawasan Laut Hitam, Ukraina.

Sementara itu, kekhawatiran internasional berlanjut terkait serangan terhadap PLTN Zaporizhzhya yang berpotensi menimbulkan bencana di fasilitas nuklir terbesar di Eropa itu. Kali ini seruan datang dari Amerika Serikat (AS) yang meminta Russia untuk menghentikan semua operasi militer di sekitar fasilitas nuklir di Ukraina.

"Berperang di dekat pembangkit nuklir itu berbahaya," kata juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre. "Kami akan terus meminta Russia untuk menghentikan semua operasi militer di atau dekat fasilitas nuklir Ukraina dan mengembalikan kendali penuh ke Ukraina," imbuh Jean-Pierre.

Tak hanya itu, juru bicara Gedung Putih itu pun mengatakan bahwa AS akan mendukung penuh upaya pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency), untuk membantu Ukraina dalam langkah-langkah antisipasi bagi keselamatan dan keamanan nuklir.

Sebelumnya pada Senin, Ukraina menyerukan pembentukan zona demiliterisasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina timur itu setelah dalam beberapa hari terakhir terjadi serangan yang merusak beberapa struktur dan telah memaksa penutupan reaktor.

Pembunuh Bayaran

Kyiv juga melaporkan bahwa mereka telah menangkap dua orang yang diduga bekerja untuk dinas intelijen Russia dan mereka berencana untuk membunuh menteri pertahanan Ukraina dan kepala badan intelijen militernya. Hal itu disampaikan oleh dinas keamanan domestik Ukraina, SBU, pada Senin.

"SBU telah menggagalkan rencana dari badan intelijen militer Russia, GRU, yang menggunakan kelompok sabotase untuk melakukan tiga pembunuhan termasuk pembunuhan seorang aktivis Ukraina terkemuka," kata dinas itu dalam sebuah pernyataan.

Diterangkan secara lebih lanjut bahwa para tersangka pembunuh bayaran, satu penduduk wilayah Lugansk timur yang ditahan oleh separatis yang didukung Russia dan yang lainnya adalah warga Kyiv, telah dijanjikan bayaran hingga 150.000 dollar AS oleh pihak Russia untuk pembunuhan masing-masing target mereka.

"Pria dari wilayah Lugansk memasuki Ukraina dari Belarus dan ditahan di Kota Kovel di barat laut Ukraina bersama dengan warga Kyiv," demikian pernyataan dari SBU. AFP/CNA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top