Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Skandal Intelijen l Kondisi Sergei Skripal Sudah Tak Kritis dan Berangsur Membaik

Russia Bantah Racun Syaraf Berasal dari Laboratorium Rahasia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kremlin membantah racun syaraf yang digunakan untuk menyerang mantan agen mata-mata Russia, berasal dari salah satu fasilitas laboratorium militer rahasia, karena sejak September 2017, semua senjata kimia Russia sudah dimusnahkan.

MOSKWA - Pemerintah Russia pada Jumat (6/4) membantah laporan media Inggris yang mewartakan bahwa racun syaraf yang dipergunakan untuk upaya pembunuhan mantan mata-mata Russia bernama Sergei Skripal, dibuat di sebuah laboratorium militer rahasia yang ada di Kota Shikhany di wilayah Saratov.

"Laboratorium di Shikhany tak lagi membuat racun ini," kata utusan dari wilayah Federal Volga, Mikhail Babich, pada kantor berita Interfax. "Semua pangkalan militer dimana senjata kimia disimpan sudah kami ungkapkan dan di Shikhany sudah tak ada racun syaraf itu," imbuh dia.

Laboratorium militer di Shikhany dinyatakan Kremlin sudah ditutup sejak 1997, sejak Konvensi Senjata Kimia diberlakukan. Pada September 2017, Presiden Russia, Vladimir Putin, menyatakan bahwa Moskwa telah menghancurkan semua jenis senjata kimia yang mereka miliki.

Sebelumnya pada Kamis (5/4), The Times yang mengutip keterangan dari sumber pejabat keamanan Inggris menulis bahwa racun syaraf Novichok dibuat di fasilitas laboratorium militer Shikhany ini.

Di era Uni Soviet, dibangun sejumlah instalasi militer rahasia serta fasilitas risetnya yang amat dijaga ketat. Menurut pakar kimia Vil Mirzayanov yang pertama kali membeberkan eksistensi Novichok, mengatakan bahwa racun syaraf itu ditemukan oleh ilmuwan bernama Pyotr Kirpichev di Shikhany.

London menyalahkan Kremlin sebagai dalang dari serangan racun di wilayah Inggris terhadap Skripal dan anak perempuannya yang bernama Yulia pada 4 Maret lalu. Atas tudingan itu, Russia amat berang dan membantahnya.

Skandal serangan racun juga membuat hubungan antara Russia dan banyak negara-negara Barat memanas setelah terjadi aksi saling pengusiran diplomat dan penutupan kantor-kontor diplomatik di kedua belah pihak.

Skripal Membaik

Sementara itu dari London dilaporkan bahwa kondisi Skripal, 66 tahun, sudah tidak kritis lagi. "Kondisinya sudah berangsur- angsur membaik," ucap Christine Blanshard, direktur Rumah Sakit Salisbury District Hospital yang merawat mantan agen intelijen Russia itu.

Blanshard juga mengatakan bahwa Yulia, anak perempuan Skripal, dalam pemulihan dan sebentar lagi sudah bisa meninggalkan rumah sakit. Pada Kamis lalu, Yulia bahkan sudah bisa memberikan komentar pada publik bahwa kesehatannya sudah semakin membaik.

Pada bagian lain dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang digelar Kamis, delagasi Russia kembali membantah tudingan jadi dalang serangan racun terhadap Skripal. Duta Besar Russia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan semua tudingan itu merupakan kabar bohong dan mewanti-wanti agar Inggris tak bermain api karena akan ada penyesalan di kemudian hari.

Lewat forum pertemuan ini, Dubes Nebenzia mengusulkan agar digelar perundingan DK PBB yang membahas dukungan terhadap Russia yang sebelumnya mengusulkan kerja sama penyelidikan serangan racun dalam pertemuan dengan Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons, dimana usulan Russia itu ditolak mentah- mentah oleh Inggris.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top