Rusia Tuding Inggris yang Meledakkan Pipa Gas Nord Stream, London Menyangkal
Kebocoran gas di Nord Stream 2 terlihat dari pesawat pencegat F-16 Denmark di Bornholm, Denmark pada 27 September 2022.
Foto: CNA/Reuters/Danish Defense Command/Forsvaret RitzaLONDON - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Sabtu (29/10), personel angkatan laut Inggris yang meledakkan pipa gas Nord Stream bulan lalu. Sebuah klaim yang menurut London salah dan dirancang untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan militer Rusia di Ukraina.
Rusia tidak memberikan bukti atas klaimnya bahwa seorang anggota NATO terkemuka telah menyabotase infrastruktur penting Rusia di tengah krisis terburuk dalam hubungan antara Barat dan Rusia sejak Perang Dingin.
Kementerian Rusia mengatakan, "spesialis Inggris" dari unit yang sama mengarahkan serangan pesawat tak berawak Ukraina ke kapal-kapal armada Laut Hitam Rusia di Krimea sebelumnya pada hari Sabtu. Namun sebagian besar ditangkis oleh pasukan Rusia, dengan kerusakan kecil pada kapal penyapu ranjau.
"Menurut informasi yang tersedia, perwakilan dari unit Angkatan Laut Inggris ini ambil bagian dalam perencanaan, penyediaan, dan implementasi serangan teroris di Laut Baltik pada 26 September tahun ini - meledakkan pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2," kata kementerian.
Inggris membantah klaim tersebut.
"Untuk menurunkan penanganan invasi ilegal ke Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia menggunakan klaim palsu dalam skala epik," katanya.
"Cerita yang diciptakan ini mengatakan lebih banyak tentang argumen yang terjadi di dalam pemerintah Rusia daripada tentang Barat."
Juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova mengatakan, Moskow akan menunggu reaksi dari Dewan Keamanan PBB yang mengatakan di media sosial Moskow ingin menarik perhatian pada "serangkaian serangan teroris yang dilakukan terhadap Federasi Rusia di Laut Hitam dan Baltik, termasuk keterlibatan Inggris di dalamnya".
Sebelumnya, Rusia menyalahkan Barat atas ledakan yang merusak pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 buatan Rusia di dasar Laut Baltik.Tetapi tidak memberikan rincian spesifik tentang siapa yang dianggap bertanggung jawab atas kerusakan pipa yang menjadi rute terbesar pasokan gas Rusia ke Eropa.
Penurunan tajam pada kedua pipa yang tercatat pada 26 September dan deteksi ledakan memicu spekulasi tentang tindakan sabotase ke salah satu koridor energi terpenting Rusia itu.
Misteri Pipa
Swedia dan Denmark sama-sama menyimpulkan bahwa empat kebocoran di Nord Stream 1 dan 2 disebabkan oleh ledakan, tetapi belum mengatakan siapa yang bertanggung jawab.Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut kerusakan itu sebagai tindakan sabotase.
Swedia telah memerintahkan penyelidikan tambahan terhadap kerusakan yang terjadi pada jaringan pipa, kata jaksa yang bertanggung jawab atas kasus tersebut dalam pernyataan pada Jumat.
Kremlin berulang kali mengatakan, tuduhan bahwa Rusia bertanggung jawab atas kerusakan itu "bodoh". Pejabat Rusia mengatakan, Washington memiliki motif karena ingin menjual lebih banyak gas alam cair (LNG) ke Eropa.
Amerika Serikat membantah terlibat.
Pipa Nord Strean 1 dan 2 memiliki kapasitas tahunan gabungan sebesar 110 miliar meter kubik, lebih dari setengah volume ekspor gas normal Rusia.
Bagian dari pipa sepanjang 1.224 km yang membentang dari Rusia ke Jerman, terletak di kedalaman sekitar 80-110 meter.
Armada Laut Hitam
Sementara itu, Rusia mengatakan, pasukan Ukraina menyerang kapal-kapal Armada Laut Hitam di Sevastopol, kota terbesar di Krimea yang dicaplok Rusia, pada Sabtu dini hari.
"Sembilan pesawat tak berawak dan tujuh drone laut otonom terlibat dalam serangan itu," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
"Persiapan aksi teroris ini dan pelatihan prajurit dari Pusat Khusus Operasi Angkatan Laut ke-73 Ukraina dilakukan di bawah bimbingan spesialis Inggris yang berlokasi di kota Ochakiv."
Semua pesawat tak berawak hancur meski kerusakan terjadi pada kapal penyapu ranjau Ivan Golubets, kata kementerian. Sevastopol adalah markas Armada Laut Hitam Rusia.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: CNA
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
- 2 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 3 Kepercayaan Masyarakat Dapat Turun, 8 Koperasi Bermasalah Timbulkan Kerugian Besar Rp26 Triliun
- 4 Polresta Bukittinggi giatkan pengawasan objek wisata selama liburan
- 5 Cegah Kepunahan, Karantina Kepri Lepasliarkan 1.200 Burung ke Alam
Berita Terkini
- Tekanan Aksi Jual Masih Dominan, Cek Prediksi IHSG
- Kemensos Salurkan Bantuan Banjir Jakarta Senilai Rp2 Miliar
- Banjir Kiriman dari Bogor di Jakarta Timur Sudah Surut
- Brighton Tolak Tawaran 65 Juta Euro dari Al Nassr untuk Kaoru Mitoma
- Cuaca Jumat 31 Januari, Seluruh Jakarta Diguyur Hujan pada Malam Hari