Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rusia: Perang Berakhir Jika AS Setop Pasok Senjata ke Ukraina

Foto : Anadolu Agency

Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev

A   A   A   Pengaturan Font

Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev berbicara terkait kapan perang di Ukraina akan berakhir. Ia menyebut akan berakhir jika Amerika Serikat (AS) berhenti memasok senjata ke Ukraina.

"AS memimpin upaya internasional yang disatukan oleh tujuan untuk menimbulkan kekalahan strategis di Rusia. Pernyataan Biden tentang akhir perang jika pasukan Rusia menarik diri adalah kebohongan," kata Medvedev, dikutip dari Anadolu, Kamis (23/2).

"Jika Rusia menghentikan operasi khususnya, tanpa meraih kemenangan, tidak akan ada Rusia, itu akan hancur. Jika AS berhenti memasok senjata ke rezim Kiev, perang akan berakhir," lanjutnya.

Ia juga mengomentari pidato Presiden Rusia Vladimir Putin terkait keputusan yang telah lama tertunda untuk menangguhkan partisipasi Moskow dalam Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START). Sementara, Biden berbicara tentang orang Rusia di depan kerumunan warga Polandia.

Medvedev mengatakan bahwa keputusan Rusia untuk menjauh dari perjanjian START yang baru akan memiliki gaung yang sangat besar di seluruh dunia pada umumnya, dan di AS pada khususnya. Menurutnya, sejauh ini AS telah memasok senjata dalam jumlah besar ke Ukraina, serta berupaya untuk mengalahkan, menahan, dan menghancurkan Rusia.

Lebih lanjut, ia juga menyebut AS meninggalkan keamanan strategis sebagai topik terpisah dan tidak menyangkut hubungan antara kedua negara.

"Kesimpulan ini (stabilitas keamanan yang terpisah dari konflik di Ukraina) lebih buruk daripada kejahatan-ini adalah kesalahan besar Amerika. Rasa superioritas dan impunitas mereka," ujar Medvedev.

"Lagipula, jelas bagi semua kekuatan bahwa jika AS ingin mengalahkan Rusia, maka kita berada di ambang konflik global. Jika AS ingin mengalahkan Rusia, maka kita berhak membela diri dengan senjata apa pun, termasuk senjata nuklir," tambahnya.

Rusia, kata Medvedev, menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian itu sehingga Barat tidak dapat mengalahkannya di medan perang dan mendesak elite AS untuk memikirkan apa yang telah mereka lakukan.

"Kami juga akan memantau reaksi kekuatan nuklir lain yang berpartisipasi dalam NATO: Prancis dan Inggris. Kekuatan nuklir strategis mereka biasanya tidak termasuk dalam keseimbangan hulu ledak nuklir dan kapal induk dalam persiapan perjanjian antara AS dan Uni Soviet (yang menandatangani perjanjian START pada 1991), dan kini adalah waktu yang tepat untuk melakukannya," tutur Medvedev.

Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top