Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rupiah Makin Tertekan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rupiah diperkirakan masih dalam tekanan jelang akhir pekan ini. Penguatan dollar AS pasca kenaikan bunga acuan The Fed (FFR) masih menjadi sentimen utama yang memperlemah rupiah.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah berpotensi melemah dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (23/9). Rupiah, lanjutnya, kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 15.000-15.060 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (22/9) sore, melemah, melampaui level psikologis 15.000 rupiah per dollar AS usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan. Rupiah ditutup melemah 26 poin atau 0,17 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.023 rupiah per dollar AS.

"Dollar indeks AS naik tinggi mencatatkan rekor tertinggi baru pasca FOMC yang lebih hawkish," kata Analis DCXF Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) lagi dan mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar pada pertemuan mendatang. Target suku bunga The Fed sekarang berada di level tertinggi sejak 2008 dan proyeksi baru menunjukkannya naik ke kisaran 4,25 - 4,5 persen pada akhir tahun ini dan berakhir 2023 pada 4,5-4,75 persen.

Sementara itu, lanjut Lukman, rupiah sempat rebound setelah BI secara mengejutkan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps di atas ekspektasi 25bps. "Saya melihat rupiah berpotensi kembali menguat oleh langkah BI yang lebih agresif. Di sisi lain, dollar AS terlihat overbought dan rentan koreksi," ujar Lukman.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top