Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perubahan Iklim

Rumania Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem dan Cuaca Buruk

Foto : AFP/DANIEL MIHAILESCU

Seorang peternak menuangkan air untuk minum domba dan kambingnya, di Desa Beresti, Rumania, Selasa (13/8). Bucharest mengalami suhu hingga 39 derajat Celsius selama tiga hari ke depan.

A   A   A   Pengaturan Font

BUCHAREST - Peringatan terkait gelombang panas ekstrem dan ketidakstabilan atmosfer di seluruh Rumania dikeluarkan pada Rabu (21/8), dengan Bucharest mengalami suhu hingga 39 derajat Celsius selama tiga hari ke depan.

Mulai Rabu hingga Jumat (23/8) pagi waktu setempat, warga Ibu Kota Rumania tersebut akan mengalami rasa ketidaknyamanan karena termal (thermal discomfort) yang tinggi, menurut Administrasi Meteorologi Nasional (National Meteorological Administration/ANM) Rumania. Indeks suhu-kelembapan (temperature-humidity index/THI) juga diperkirakan akan melampaui 80 unit.

Seperti dikutip dari Antara, gelombang panas itu akan bergerak ke arah selatan pada Kamis (22/8), dengan badai yang berdampak terhadap daerah Utara dan Barat.

Pada Rabu, peringatan panas Kode Oranye diberlakukan di Crisana utara, Maramures, Transylvania tengah dan barat laut, Moldova timur laut, serta Muntenia selatan dan tengah.

Selain itu, 11 kabupaten di Banat, Crisana, Maramures, dan Transylvania berada di bawah peringatan Kode Kuning terkait ketidakstabilan atmosfer hingga Kamis malam waktu setempat. Hujan deras, angin kencang, badai petir, dan hujan es terisolasi (isolated hail) diprediksi akan terjadi, dengan akumulasi air berpotensi melampaui 50 liter per meter persegi.

Saran Dokter

ANM mengatakan gelombang panas akan berlanjut di daerah selatan dan tenggara hingga akhir minggu, menyebar ke sebagian besar negara lainnya. Para dokter menyarankan agar pasien penderita penyakit kronis dan warga lanjut usia menghindari paparan sinar matahari berkepanjangan, serta membatasi konsumsi minuman yang mengandung kafein selama gelombang panas melanda.

Sebuah studi baru memperingatkan kematian akibat cuaca panas ekstrem di Eropa diperkirakan melonjak tajam dalam beberapa dekade mendatang, berpotensi menambah 55.000 kematian setiap tahunnya pada 2100.

Keadaan itu bisa terjadi jika tidak ada tindakan signifikan dalam memerangi perubahan iklim, menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Public Health pada Kamis.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan itu akan menandai kenaikan 13,5 persen pada kematian terkait suhu. Gambaran itu jauh berbeda dibandingkan dengan jumlah kematian terkait cuaca dingin, yang diperkirakan menurun.

Saat ini, suhu ekstrem di Eropa menyebabkan sekitar 407.500 kematian setiap tahun. Suhu dingin menjadi penyebab utamanya. Antara 1991 dan 2020, rata-rata terjadi 364.000 kematian setiap tahun akibat cuaca dingin, sedangkan cuaca panas menyebabkan 44.000 kematian.

Kematian akibat cuaca dingin secara historis lebih tinggi di Eropa bagian timur, sementara Eropa selatan mengalami lebih banyak kematian akibat cuaca panas ekstrem. Namun, kecenderungan itu diperkirakan akan berbalik seiring dengan pemanasan Bumi yang terus berlanjut.

Studi tersebut menyoroti Eropa selatan dan wilayah-wilayah yang banyak berpenduduk lanjut usia akan menjadi yang paling rentan terhadap frekuensi gelombang panas yang mematikan.

Sebelumnya, suhu di seluruh Jepang meningkat melampaui 35 derajat Celsius pada Minggu (18/8). Pihak berwenang mengeluarkan peringatan ketat terkait risiko sengatan panas (heatstroke) dan mendesak warga untuk mengambil tindakan pencegahan.

Langit yang cerah dari Kyushu hingga Tohoku menyebabkan suhu meningkat dengan cepat, dengan beberapa daerah diperkirakan akan mengalami suhu tertinggi yang melebihi suhu tubuh normal di siang hari.

Suhu tertinggi yang tercatat mencapai 36,6 derajat Celsius di Prefektur Wakayama, Jepang barat daya. Kota-kota seperti Kumamoto dan Nagoya juga mengalami cuaca panas yang ekstrem dengan suhu mencapai 36,4 derajat Celsius.

Suhu di Nagoya diperkirakan mencapai puncaknya hingga 38 derajat Celsius, sementara di Tokyo suhu diperkirakan mencapai 35 derajat Celsius.

Sebagian besar wilayah Jepang, dari Okinawa hingga daerah Kanto-Koshin, masih berada di bawah peringatan sengatan panas pada Minggu. Warga disarankan untuk menghindari aktivitas luar ruangan di lingkungan yang tidak memiliki penyejuk udara, tetap terhidrasi, dan mengenakan pakaian yang ringan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top