Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Riset: Jelang Pemilu 2024, Ujaran Kebencian terhadap Capres Meningkat di Medsos

Foto : The Conversation/Shutterstock/Winnond

Ilustrasi ujaran kebencian di dunia maya.

A   A   A   Pengaturan Font

Jati Savitri Sekargati, Glasgow Caledonian University

Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia tinggal menghitung hari, penyebaran ujaran kebencian yang menargetkan tokoh-tokoh politik diperkirakan akan semakin meningkat, seperti yang terjadi pada Pemilu 2019.

PBB mendefinisikan ujaran kebencian sebagai komunikasi apa pun yang menyerang individu atau menggunakan bahasa yang merendahkan atau diskriminatif terhadap individu berdasarkan agama, etnis, kebangsaan, ras, warna kulit, keturunan, atau jenis kelamin.

Selama Pemilu 2019, terdapat lebih dari 200.000 mention di Twitter yang berisi ujaran kebencian yang ditargetkan kepada calon presiden, Joko "Jokowi" Widodo dan Prabowo Subianto, beserta calon wakil presiden mereka masing-masing.

Baca Juga :
Laporkan Kemhan

Jumlah tersebut mencapai sekitar 0,2% dari total tweet terkait pemilu pada tahun 2019. Sebagai perbandingan, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) tahun 2016, ujaran kebencian menyumbang antara 0,1% dan 0,3% dari total satu miliar tweet terkait pemilu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top