Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar

Ribuan Warga Dekat Perbatasan India Eksodus

Foto : Myanmar Now/The Chinland Post

Sejumlah rumah di Kota Thantlang di Negara Bagian Chin yang terbakar akibat tembakan artileri junta pada Sabtu (18/9) sore pekan lalu. Akibat baku tembak itu, warga kota itu memilih untuk kabur ke wilayah dekat perbatasan dengan India.

A   A   A   Pengaturan Font

NAYPYITAW - Sebagian besar penduduk kota Myanmar di dekat perbatasan India telah melarikan diri setelah gedung-gedung terbakar oleh tembakan artileri di tengah pertempuran antara pasukan milisi yang menentang kekuasaan militer dan tentara. Informasi ini dilaporkan warga dan media pada Rabu (22/9).

"Ada sekitar 10.000 warga yang biasanya tinggal di Kota Thantlang di Negara Bagian Chin, tetapi kini sebagian besar telah pergi mencari perlindungan di daerah sekitarnya termasuk beberapa di antaranya yang berlindung di India," ungkap seorang tokoh masyarakat.

Selama pertempuran antara pasukan milisi dan tentara pada akhir pekan lalu, sekitar 20 rumah dibakar dan foto-foto yang tersebar di media sosial menunjukkan bangunan dilalap api.

Portal berita Myanmar Now dalam laporannya menulis bahwa tentara telah menembak mati seorang pendeta Kristen yang mencoba memadamkan api. Namun media pemerintah membantah laporan tersebut.

Media pemerintah The Global New Light of Myanmar mengatakan kematian pendeta sedang diselidiki dan menulis bahwa tentara telah disergap oleh sekitar 100 teroris hingga kemudian kedua belah pihak terlibat baku tembak.

"Pejuang milisi telah menyerbu sebuah pangkalan militer pada awal September dan militer menanggapi dengan serangan udara," kata Salai Thang, seorang pemimpin masyarakat.

Seorang kerabat pendeta yang meninggal mengatakan bahwa kebanyakan orang telah meninggalkan kota, meskipun beberapa keluarga tetap tinggal termasuk sekitar 20 anak-anak di panti asuhan yang dikelola oleh pendeta.

"Pembunuhan seorang pendeta dan pemboman rumah-rumah di Kota Thantlang di Negara Bagian Chin adalah contoh terbaru dari malapetaka yang ditimbulkan setiap hari oleh pasukan junta terhadap rakyat Myanmar," cuit Thomas Andrews, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar pada pekan ini.

Pertumpahan Darah

Peningkatan pertumpahan darah di daerah-daerah seperti Negara Bagian Chin terjadi setelah pemerintah bayangan yang menamakan diri mereka sebagai Pemerintah Persatuan Nasional (National Unity Government/NUG) yang dibentuk oleh penentang militer, pada 7 September lalu mengumumkan pemberontakan dan membentuk pasukan milisi baru yang dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat untuk menyerang junta dan aset-asetnya.

Upaya Pasukan Pertahanan Rakyat untuk menghadapi tentara yang memiliki persenjataan lengkap sering kali mengakibatkan warga sipil terjebak dalam baku tembak dan terpaksa melarikan diri.

Pemimpin komunitas Salai Thang mengatakan dirinya sangat prihatin dengan warga yang terpaksa harus berlindung di desa-desa terdekat lain atau berlindung ke Negara Bagian Mizoram di India. "Para pengungsi itu sekarang sangat kesulitan untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal," kata dia melalui sambungan telepon. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top