Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Covid-19

RI Undang Ahli dari Eropa untuk Tingkatkan Kapasitas Produksi Vaksin

Foto : Foto: Istimewa

« Saat ini, Bio Farma masuk dalam short list potential manufacturer for Covid-19 vaksin CEPI. »

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin Covid-19, pemerintah akan mendatangkan ahli dari Eropa. Dengan mendatangkan ahli dari luar negeri itu maka kapasitas produksi vaksin perusahaan medis pelat merah, Bio Farma, yang tadinya 100 juta dosis bisa menjadi 250 juta dosis.

"Kemenlu juga terlibat langsung dalam upaya Bio Farma melakukan upgrading (peningkatan) mesin produksi vaksin untuk mencapai 250 juta dosis per tahun dengan memberikan fasilitas kedatangan tenaga ahli yang sangat diperlukan dari Eropa," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam konferensi pers virtual pada Kamis (23/7).

Retno menjelaskan, saat ini Indonesia menjalin kerja sama dengan perusahaan Sinovac, Tiongkok, dalam mengembangkan vaksin Covid-19. Selain itu, Indonesia juga menjalin kerja sama dengan Korsel melalui perusahaan Genexine dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). Tetapi, Retno tidak menyebutkan sampai tahap mana proses telah berlangsung dalam kerja sama dengan CEPI.

Retno hanya menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah berkomunikasi intensif dengan pihak CEPI yang berkedudukan di Norwegia itu. "Sejak April, Dubes kita dan KBRI Oslo telah melakukan komunikasi intensif dan memfasilitasi penyampaian proposal kerja sama antara Bio Farma kepada CEPI untuk menjajaki kerja sama sebagai mitra pengembangan dan produksi vaksin CEPI," ucap Retno.

"Saat ini, Bio Farma masuk dalam short list potential manufacturer for Covid-19 vaksin CEPI. CEPI merupakan salah satu platform public private partnership terdepan dalam pengembangan vaksin. Setidaknya ada enam vaksin CEPI telah masuk dalam tahap uji klinis," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan PT Bio Farma dan Balitbang Kementerian Kesehatan dalam melakukan proses uji klinis vaksin Covid-19 dari perusahaan Sinovac Biotech Ltd. Uji klinis vaksin Covid-19 dijadwalkan berjalan selama enam bulan, sehingga ditargetkan akan selesai pada bulan Januari 2021. Vaksin tersebut akan disuntikkan ke 1.620 sampel orang rentang usia 18-59 tahun. Jika uji klinis ini berhasil, barulah PT Bio Farma akan memproduksi massal vaksin tersebut.

Sementara itu, kerja sama antara Bio Farma dengan Korea Selatan melalui perusahaan Genexine baru memasuki uji klinis tahap kedua pada Agustus atau September.

Baru Kemungkinan

Di tempat terpisah, pemimpin proyek pengembangan vaksin korona di Oxford University, Sarah Gilbert, mengatakan target peluncuran vaksin bisa dilakukan akhir tahun ini .

"Itu suatu kemungkinan, tetapi sama sekali tidak ada kepastian tentang itu, karena kita membutuhkan tiga hal untuk terjadi," kata Sarah.

Vaksin percobaan yang telah dilisensikan oleh perusahaan AstraZeneca sejauh ini memang menghasilkan respons kekebalan dalam uji klinis tahap awal. Sarah Gilbert mengatakan masih diperlukan bukti lebih lanjut mengenai keefektifannya.

Dia juga mengatakan otoritas kesehatan masih harus menyetujui lisensinya dengan cepat untuk penggunaan dalam situasi darurat, dan vaksin harus bisa diproduksi dengan cepat dalam jumlah besar. "Ketiga hal ini harus terjadi secara sekaligus sebelum kita dapat mulai melihat sejumlah besar orang divaksinasi," katanya.

Lebih dari 1.000 orang dewasa di Inggris ambil bagian dalam uji coba vaksin dari Oxford University. Penelitian ini menemukan bahwa kandidat vaksin itu menginduksi "antibodi kuat dan respons imun sel-T" terhadap virus baru. n AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top