Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Rektor Asing - Penempatan Rektor Asing Tak Sejalan dengan Nilai-nilai Pancasila

RI Jangan Jadi Kelinci Percobaan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rektor asing yang akan memimpin sejumlah perguruan tinggi di Indonesia harus berkualitas tinggi dan memiliki strategi terbaik yang bisa mendongkrak reputasi dan kinerja pendidikan tinggi yang dipimpinnya. Ini penting agar tidak menjadikan Indonesia sebagai kelinci percobaan.

"Kalau dia tidak punya strategi yang baik, jangan deh, tidak mau saya. Jangan sampai kampus Indonesia jadi kelinci percobaan," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, saat konferensi pers di Gedung Ristekdikti, Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia menegaskan bagi rektor asing yang ingin masuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia, salah satu kriteria yang akan dilihat adalah strategi yang baik yang bisa mendongkrak reputasi dan kinerja pendidikan tinggi.

Selain itu, harus memiliki rekam jejak yang bagus dan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia dia. Misalnya, dia telah memimpin perguruan tinggi hingga mencapai reputasi terbaik tertentu.

Rektor asing itu juga memiliki strategi tertentu untuk meningkatkan kemajuan atau reputasi perguruan tinggi yang pernah dia pimpin seperti calon rektor asing itu pernah memimpin perguruan tinggi yang memiliki reputasi masuk 50 atau 200 besar dunia.

Kemudian, calon rektor itu mengungkapkan dalam masa kepemimpinannya, perguruan tinggi yang dipimpin telah mampu melakukan lompatan peningkatan riset dan inovasi bermanfaat yang signifikan.

Dari rektor asing itu, diharapkan ada terobosan baru yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan reputasi perguruan tinggi di Indonesia untuk semakin bersaing di kancah global.

Direncanakan, kata Menristekdikti, perekrutan rektor asing akan mulai diumumkan ke publik pada 2020. "Target tidak usah banyak-banyaklah di dua atau berapa selama empat hingga lima tahun ke depan sampai 2024. Bisa dua atau lima perguruan tinggi (yang dipimpin rektor asing)," katanya.

Ia menambahkan perguruan tinggi di Indonesia yang akan dipimpin rektor asing tersebut bisa berasal dari perguruan tinggi swasta maupun negeri.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih, menyatakan Menristekdikti belum pernah menyampaikan gagasan merektur rektor asing ke komisi yang membidangi pendidikan di DPR.

Fikri mempertanyakan apakah langkah tersebut sudah begitu mendesak. "Apakah dari sekian banyak para akademisi baik yang lulusan dari luar ataupun dalam negeri memang tidak ada yang layak menjabat sebagai rektor PTN. Tampaknya kita tidak boleh gegabah menilai SDM kita karena impor tentu risikonya tidak kecil," kata Fikri.

Nilai Pancasila

Secara terpisah, Pendiri Rumah Pancasila, Yosep Parera, menilai rencana merekrut rektor asing dengan alasan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

"Rektor asing hanya akan mengajarkan intelektual, tidak akan mengajarkan nilai-nilai Pancasila pada mahasiswa Indonesia," katanya.

Ia menilai cara mendidik anak-anak Indonesia hanya mampu dilakukan orang Indonesia sendiri. Pendidikan yang diberikan harus berlandaskan atas filosofi dan moral Pancasila.

Ia khawatir jika dipimpin oleh rektor asing, perguruan tinggi hanya akan menghasilkan lulusan yang cenderung egois dan hanya mengutamakan kompetisi untuk dirinya sendiri.ruf/Ant/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup, Antara

Komentar

Komentar
()

Top