RI Harus Fokus Garap Potensi EBT Dalam Negeri Ketimbang Impor
ESTHER SRI ASTUTI Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang - Jika sampai impor tenaga surya dilakukan, ini kebangetan. Karena Indonesia punya sumber energi tenaga surya yang melimpah.
» Potensi energi hijau di Indonesia sangat besar, sedangkan bauran baru 11,7 persen sehingga perlu dioptimalkan.
JAKARTA - Dua orang terkaya Australia berencana untuk memasok listrik ramah lingkungan ke Singapura dan Indonesia. Proyek ambisius itu ditandai dengan pembangunan ladang surya terbesar di dunia dan pemasangan kabel laut sepanjang 5.000 kilometer.
Rencana mengekspor listrik hijau melalui kabel laut dirintis oleh perusahaan Australia Sun Cable. Kini, dukungan finansial datang dari pengusaha tambang, Andrew Forrest, dan pengusaha software Australia, Mike Cannon-Brookes.
Kedua orang itu mengumumkan bakal menggabungkan modal sebesar 152 juta dollar AS untuk Sun Cable. Tidak jelas seberapa besar kontribusi atau keterlibatan kedua miliarder di dalam proyek yang ditaksir bakal menghabiskan investasi senilai 14,5 miliar dollar AS itu.
Sun Cable menargetkan akan mulai mengekspor listrik dari ladang surya raksasa di Northern Territory pada 2027 mendatang melalui kabel bawah laut sepanjang 5.000 kilometer ke Singapura dan Indonesia.
Dari jumlah yang diekspor tersebut, Indonesia diperkirakan akan mampu menyerap 15 persen kebutuhan energinya dari Sun Cable. Sementara Indonesia, September 2021 silam, memberi izin cepat bagi survei bawah laut karena dijanjikan akan mendapat jatah investasi senilai 2,5 miliar dollar AS.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya