Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 10 Jan 2025, 01:25 WIB

RI Harus Ciptakan Nilai Tambah Lebih Tinggi Dari Manufaktur

Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro - Kebetulan, Indonesia kata adalah negara yang luar biasa dari segi hasil tambang, sumber daya alam maupun juga dari hasil pertanian.

Foto: istimewa

JAKARTA- Indonesia harus mengembangkan manufaktur yang berbasis sumber daya alam seperti hasil dan tambang dan mineral serta perkebunan sebagai kunci untuk meningkatkan kapasitas ekonomi agar bisa terhindar dari middle income trap atau jebakan negara berpendapatan menengah. 

Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro dalam sebuah seminar di Jakarta mengatakan pengalaman dari banyak negara yang berhasil keluar dari middle income trap dan berhasil menjadi negara maju karena mereka mengandalkan pada pertumbuhan dari sektor manufakturnya.

“Jadi sektor manufaktur memang sektor kunci kalau kita ingin Indonesia bisa naik kelas dari negara berpendapatan menengah atas menjadi negara maju. Pertanyaannya tentu adalah pada jenis manufaktur apa yang menjadi, yang kita harapkan menjadi mendorong dari Indonesia,” kata Bambang.

Kebetulan, Indonesia kata Bambang adalah negara yang luar biasa dari segi hasil tambang, sumber daya alam maupun juga dari hasil pertanian.

“Kita juga punya biodiversity terbesar di dunia. Jadi artinya sektor manufaktur yang menjadi andalan kita untuk keluar dari middle income trap adalah sektor manufaktur yang berbasis sumber daya alam. Jadi artinya bagaimana kita mengembangkan sektor manufaktur yang bisa menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam kita,” kata Bambang.

Kalau melihat hilirisasi yang coba didorong saat ini jelas Bambang lebih mendorong sektor manufaktur yang berbasis sumber daya alam. Terutama, sumber daya alam yang menciptakan nilai tambah yang relatif tersedia di Indonesia baik itu dari hasil tambang maupun yang berasal dari perkebunan.

Khusus untuk tambang, Bambang mengatakan pekerjaan rumah terbesar adalah bagaimana menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi dari yang ada saat ini. “Kalau kita menjawab isu hilirisasi sampai terbatas kepada smelter maka nilai tambah sudah tercipta. Kemudian industri manufaktur sudah mendapatkan manfaat, tetapi kompleksitas dari industri manufaktur kita yang nantinya menentukan daya saing itu belum terangkat benar. Jadi artinya kita masih butuh hilirisasi yang lebih hilir lagi, yang lebih dalam lagi dengan nilai tambah yang lebih tinggi,” kata Bambang.

Swasembada Energi

Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto meminta kepada para menteri terkait di Kabinet Merah Putih untuk segera merumuskan, mencari dana dan memulai hilirisasi karena hilirisasi adalah kunci dari kemakmuran.

Presiden menekankan bahwa swasembada energi adalah hal yang mutlak dan patut disyukuri bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar. Pemerintah kata Presiden, tidak boleh ragu memanfaatkan sumber daya alam itu sebaik-baiknya.

President Direktur Schroders Investment Management Michael Tjoajadi seperti dikutip dari Antara menyampaikan tiga faktor utama agar Indonesia dapat lepas dari 'middle income trap' dan mencapai negara maju. Ketiga faktor tersebut di antaranya demografi, dekarbonisasi, dan deglobalisasi.

Di tengah bonus demografi, Ia menyebut Indonesia membutuhkan peningkatan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM), agar dapat bersaing di tingkat global pada masa mendatang. Begitu ers/SB/YK/E-9

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Eko S, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.