Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ancaman Penyakit | Pertemuan Tingkat Menteri Ke-5 GHSA Hasilkan Deklarasi Bali

RI Berisiko Tinggi Jangkit MERS-CoV

Foto : ISTIMEWA

Calon jemaah haji sebelum berangkat ke Mekah harus divaksinasi meningitis, influenza, dan pneumonia.

A   A   A   Pengaturan Font

NUSA DUA - Indonesia merupakan salah satu negara yang berisiko tinggi terhadap ancaman penyakit MERS-CoV. Sebab, Indonesia paling besar mengirimkan jemaah haji dan umrah ke Mekah, Arab Saudi.

"Indonesia mengirimkan 221 ribu jemaah calon haji setiap tahunnya. Risiko terjadi penularan penyakit di sana sangat besar, seperti MERS-CoV dan kolera yang beberapa waktu lalu jadi ancaman," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Eka Jusup Singka, saat pertemuan ke-5 Global Health Security Agenda (GHSA), di Nusa Dua, Bali, Rabu (7/11).

MERS-CoV merupakan penyakit infeksi baru yang bersumber dari hewan yaitu unta, dan belum ada vaksinnya. Penyakit tersebut memiliki gejala batuk dan sesak napas, serta dapat menyebabkan kematian.

Eka mengatakan strategi yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mencegah jemaah haji tertular penyakit yang diduga penularannya dari unta adalah dengan vaksinasi.

Sebelum berangkat ke Tanah Suci Mekah, jemaah calon haji divaksinasi meningitis, influenza, dan pneumonia. Begitu juga setelah pulang, mereka diperiksa lagi karena dikhawatirkan membawa pulang penyakit.

Kekhwatiran tersebut beralasan karena di Tanah Suci menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai negara dengan jumlah yang banyak. "Alhamdulillah, sampai sekarang jemaah haji kita tidak membawa penyakit menular yang ditakuti, tetapi kita sebagai negara harus bersiap untuk preventif, mendeteksi dan merespons," kata Eka.

Selain vaksinasi, kata dia, jemaah calon haji Indonesia juga harus menjalani tiga kali pemeriksaan kesehatan, pertama sebelum pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk menentukan calon jemaah termasuk dalam risiko tinggi atau tidak.

Setelah itu, kata Eka, pemeriksaan kedua dilakukan setelah ditetapkan kemampuannya dari segi kesehatan untuk berhaji (istithaah) terpenuhi dan sudah dipanggil Kementerian Agama untuk berangkat. Pemeriksaan terakhir dilakukan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.

Selain itu untuk mencegah tertular MERS-CoV, disarankan tidak dekat-dekat dengan unta yang menularkan virus Corona, dengan memakai masker, dan mencuci tangan sebelum makan atau setelah beraktivitas di tempat umum.

"Tidak hanya vaksin saja, banyak yang sudah divaksin meningitis, tetapi masih terkena juga, perilaku hidup sehat dan mengendalikan aktifitasnya juga penting. Sekitar 63-67 persen jemaah calon haji Indonesia berisiko tinggi, artinya sudah memiliki penyakit bawaan dari tanah air seperti jantung, kencing manis dan infeksi pernapasan," papar dia.

Begitu juga dengan jemaah umrah yang waktu penyelenggaraannya sepanjang tahun, Kemenkes juga menggunakan strategi vaksinasi.

Deklarasi Bali

Sementara itu, pertemuan tingkat menteri ke-5 GHSA di Nusa Dua, Bali, menghasilkan Deklarasi Bali yang menyepakati peningkatan komitmen kemitraan global antarnegara anggota. Deklarasi ini disepakati pada hari kedua pertemuan sekaligus penutupan GHSA.

"Saya yakin kita semua bisa menyukseskan dan mengadopsi agenda keamanan kesehatan global serta kerangka kerja 2024 atau juga Deklarasi Bali," kata Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek, saat menutup pertemuan tingkat menteri ke-5 GHSA di Nusa Dua, Bali, Rabu (7/11).

Sejumlah komitmen yang disepakati dalam Deklarasi Bali yaitu meningkatkan komitmen untuk mendukung kerangka kerja GHSA 2024, berkomitmen meningkatkan kemitraan global, meningkatkan platfrom kerja sama regional, pentingnya meningkatkan pendekatan kesejahteraan primer dan peningkatan one health approach dalam menghadapi ancaman kesehatan global. Kerangka kerja GHSA 2024 merupakan kelanjutan kesepakatan Pertemuan Tingkat Menteri GHSA ke-4 di Uganda yang menghasilkan Kampala Declaration.

Dalam fase ke-2 dimaksud, Framework GHSA 2024 akan memiliki visi, misi, dan tujuan yang lebih terukur, dengan beberapa fokus antara lain penguatan kolaborasi dengan semua sektor dan aktor terkait.ang/Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top