Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pengembangan EBT - Pada November 2022, Pelanggan PLTS Atap 6.461

Revisi Permen PLTS Atap Hambat "Startup" Energi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Revisi permen ESDM tentang PLTS atap makin mempersulit pemerintah mencapai target kapasitas PLTS atap sebesar 3.610 megawatt (MW) pada 2025.

JAKARTA - Komunitas Startup Teknologi Energi Bersih (KSTEB) menilai usulan perubahan Permen ESDM No 26 Tahun 2021 tentang Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap akan mematikan bisnis perusahaan rintisan alias startup PLTS atap secara langsung.

Adapun beleid yang hendak direvisi itu tentang Sistem PLTS Atap yang Terhubung dengan Jaringan Pemegang IUPTLU (Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum).

"Adanya perubahan pada permen ESDM tentang PLTS atap akan membunuh startup PLTS atap, terutama seperti BTI Energy yang mayoritas pelanggannya adalah pelanggan residensial," ujar anggota KSTEB, Erlangga Bayu Rahmanda, di Jakarta, Rabu (11/1).

Erlangga yang merupakan founder BTI Energy itu menerangkan, dalam jangka panjang, kondisi ini juga akan berimplikasi negatif pada ekosistem startup PLTS atap di Indonesia. Kebijakan energi yang tidak suportif akan menurunkan minat calon pengusaha untuk merintis usaha di sektor ini.

KSTEB juga menyayangkan usulan perubahan kebijakan ini karena akan makin mempersulit pemerintah mencapai target kapasitas PLTS atap di Indonesia sebesar 3.610 megawatt (MW) pada 2025. Sebagai catatan, per November 2022, kapasitas terpasang PLTS atap di Indonesia hanya mencapai 77,6 MW atau jauh dari target pemerintah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top