Reuni Keluarga Berakhir Penuh Haru
usai salat Ied l Perempuan lanjut usia dari Korea Selatan, Lee Keum-yeon (kanan), 87 tahun, berbicara dengan keluarganya yang berasal dari Korea Utara, dalam pertemuan terakhir acara reuni keluarga dua korea yang diselenggarakan selama tiga hari sejak Selasa lalu, di tempat peristirahatan Gunung Kumgang, di Korea Utara. Reuni keluarga yang sangat mengharukan ini direncanakan akan dilanjutkan untuk lebih mempererat keluarga yang terpisah selama puluhan tahun.
Suasana penuh emosi itu merupakan bagian dari kegelisahan dan kepedihan akibat pemisahan di Semenanjung Korea. Situasi itu terjadi akibat Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata bukan dengan kesepakatan perdamaian, sehingga antara Korsel dan Korut hingga saat ini secara teknis masih dalam keadaan perang.
Reuni keluarga sempat tak dilaksanakan selama 3 tahun sebelumnya setelah hubungan Korsel-Korut memanas akibat dilanjutkannya program nuklir dan misil balistik Korut.
Kini reuni keluarga bisa dilaksanakan lagi setelah Presiden Korsel, Moon Jae-in, melakukan pertemuan untuk pertama kalinya dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, di Panmunjom pada April lalu.
"Reuni keluarga ini adalah tindakan dari implementasi pertemuan di Panmunjom," demikian pernyataan kantor berita Korut, KCNA.
Komentar
()Muat lainnya