Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Restu Rela Berpisah dengan Si Kembar Demi Tugas

Foto : Antara/ Trisna Rahayu

Layani Pemudik I Untuk melayani pemudik pada Lebaran 2019 yang masuk peak season, pramugari maskapai Garuda Indonesia, Restu Utami Rosady, tetap bertugas pada Idul Fitri tahun ini

A   A   A   Pengaturan Font

Pramugari maskapai Garuda Indonesia, Restu Utami Rosady rela berpisah dengan kedua anak kembarnya yang masih balita demi menunaikan tugas di masa angkutan Lebaran 2019. Rasa sedih pun menyelimutinya yang harus menghabiskan waktu Lebaran tanpa kehadiran keluarga.

Jadwal penerbangan yang padat di musim ramai (peak season) ini tidak bisa terhindari, hingga imbasnya Restu tidak mendapatkan libur hingga 7 Juni mendatang. Untuk itu, suami berinisiatif memboyong anaknya ke rumah orang tuanya di Makassar dan Restu baru bisa bertemu pada H+3 Lebaran.

Namun Restu menyadari bahwa berpisah dengan keluarga di hari raya adalah risiko pekerjaannya. Restu mengatakan Lebaran ini adalah pertama kalinya dia kembali ke kabin pesawat untuk melayani penumpang dalam penerbangan setelah dua tahun sebelumnya cuti hamil dan melahirkan.

"Dua tahun kemarin 2017 dan 2018, saya cuti hamil dan baru punya baby jadi masih bisa Lebaran bareng keluarga. Tahun ini baru pertama terbang lagi. Sedih karena anak saya di luar kota, sementara saya masih di sini. Suami saya dinas di Makassar jadi dibawa ke sana," kata Restu, di Jakarta, Kamis (6/6).

Wanita yang sudah berkarier menjadi pramugari sejak 2010 itu mengaku semua ini namanya konsekuensi dari pekerjaan. Ikut antar orang mudik, sementara dia sendiri enggak mudik. Siapa tahu memang di situ pahalanya. Selama pekerjaannya masih di bidang jasa, apalagi ini transportasi udara memang sudah risiko.

Berjalan Lancar

Tetapi, Restu mengaku bangga menjadi bagian dari pihak yang berkontribusi agar mudik Lebaran berjalan dengan lancar. Dengan begitu, penumpang bisa bertemu dengan keluarga di kampung halaman, meskipun dia harus menunda bertemu dengan buah hatinya.

"Rasa rindu dengan keluarga itu terbayar ketika saya melihat mereka berpelukan di bandara dengan tawa dan tangis. Saya mencoba memposisikan menjadi mereka.Mungkin mereka sudah saving money berbulan-bulan biar bisa ketemu dengan keluarga," katanya.

Ditambah, menurut dia, ketika arus mudik suasananya sangat berbeda. Meskipun lebih banyak penumpang dan barang, mereka terlihat lebih ceria. "Euforianya berbeda, banyak bayi dan anak-anak, lebih ada seninya," katanya.

Restu pun bersyukur bertugas di penerbangan domestik, sehingga masih bisa merasakan suasana Lebaran yang kental, seperti mendengar takbir dan masih bisa bersilaturahmi meskipun dengan telepon. "Dulu keluarga juga awal-awal kaget aku enggak libur, tapi sekarang sudah biasa. Yang tadinya kalau telepon 'pulang apa enggak' jadi 'kamu Lebaran di mana'," ujarnya. mza/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas, Antara

Komentar

Komentar
()

Top