Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan BUMN

Restrukturisasi Merpati Airlines Diprioritaskan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan merestrukturisasi empat dari total 11 perusahaan pelat merah yang tengah mengalami kebangkrutan, termasuk PT Merpati Nusantara Airlines.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro, mengatakan empat BUMN yang akan diprioritaskan antara lain, PT Merpati Nusantara Airlines, PT Kertas Kraft Aceh, PT Industri Gelas, dan PT Kertas Leces. "Empat ini technically bankrupt.

Industri Gelas misalnya utang besar, lalu aset setengahnya juga telah diambil alih oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," ungkap Aloysius di Jakarta, kemarin. Menurutnya, situasi bisnis di industri pembuatan gelas sedang tidak baik sehingga menuntut perusahaan melakukan konsolidasi. Hal yang sama terjadi pada bisnis berbasis kertas.

"Industri bisnis kertas tengah bergejolak saat ini. Makanya, Kertas Kraft Aceh dan Kertas Leces ikut terkena dampak," ujarnya. Terkait maskapai penerbangan Merpati, Aloysius menjelaskan sedang mengalamai persoalan keuangan. Dalam hal ini, perusahaan memiliki beban utang kepada sejumlah kreditur sebesar 10,72 triliun rupiah.

Bahkan, permasalahan sudah dibawa sampai ranah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). "Kami juga harus selesaikan utang piutang dengan serikat pekerja karyawan," jelasnya. Aloy menjabarkan total aset yang dimiliki Merpati pada akhir 2017 tersisa 1,21 triliun rupiah. Angka itu berbanding terbalik dengan utang yang harus dibayarkan yang mencapai 10,72 triliun rupiah.

Di sisi lain, karena perusahaan tidak beroperasi maka tak ada raihan pendapatan maupun laba bersih. Ekuitas perusahaan tercatat minus 9,51 triliun rupiah dan perusahaan merugi 737 miliar rupiah.Menurut Aloysius, pemerintah berharap ada investor yang ingin mengambil alih Merpati. "Siapa saja yang mau mengambil Merpati silakan tetapi tidak memberikan beban baru atau penyertaan modal negara yang dapat membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara," ujarnya.

ers/AR-2

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top