Republik Berupaya Pertahankan Mike Johnson sebagai Ketua DPR
Mike Johnson
Foto: AFP/ALLISON ROBBERTWASHINGTON DC – Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Mike Johnson, siap menghadapi para pengkritiknya pada Jumat (3/1) dalam sebuah pemungutan suara di Kongres yang dapat membuatnya kembali sebagai salah satu negarawan terkemuka negara itu atau disingkirkan yang bisa menyebabkan ketidakpastian politik.
Setelah berhasil menduduki jabatan pada 2023, politisi konservatif dari Louisiana itu kini bersaing kembali untuk dipilih kembali sebagai ketua DPR dan mendapat dukungan dari presiden terpilih Donald Trump saat Kongres yang terpecah membahas masa jabatan barunya.
Kelompok garis keras di kubu Republik sendiri memandang Johnson sebagai orang yang terlalu suka konsensus dan lunak dalam hal pemotongan pengeluaran, dan kini posisinya sebagai anggota parlemen tertinggi Washington DC amat rentan.
Akan ada intrik hingga pemungutan suara terakhir, dengan ambisi pengacara berusia 52 tahun jadi taruhan jika lebih dari satu anggota dari mayoritas Partai Republik yang lemah ada yang membelot, dengan asumsi semua anggota hadir dan memberikan suara.
Diperlukan 15 putaran pemungutan suara selama empat hari untuk memilih Kevin McCarthy ke podium ketua DPR pada pemilihan di Kongres terakhir sebelum ia digulingkan dan digantikan oleh Johnson 10 bulan kemudian dalam pembangkangan yang melumpuhkan badan tersebut selama beberapa pekan.
Jika tidak ada ketua yang terpilih pada Senin (6/1), maka Kongres tidak akan dapat mengesahkan kemenangan Partai Republik dan Trump dalam pemilu, yang berujung akan menghadapi penundaan dalam melaksanakan agendanya.
Namun sebenarnya nasib Johnson bergantung pada setidaknya selusin anggota parlemen dari kubu kanan Republik yang merasa kesal dengan penanganannya terhadap rancangan undang-undang pengeluaran besar dan menentangnya atau menahan dukungan, dengan satu orang suara mengatakan dengan tegas bahwa ia akan tak akan mendukung Johnson.
Sebelas anggota Partai Republik sebelumnya memang memilih untuk menggulingkan Johnson pada Mei lalu setelah ia membuat marah kubu yang loyal pada Trump dengan mempermasalahkan paket bantuan besar-besaran untuk Ukraina ke DPR.
"Kami terus berdiskusi tentang semua ini. Saya pikir para anggota tersebut, dan semuanya, ingin menjadi bagian dari solusi ini," ucap Johnson kepada Fox News pada Senin (30/12) lalu. "Mereka membuat janji-janji besar kepada konstituen mereka dalam siklus kampanye ini, dan kita harus menepatinya," imbuh dia.
Pilihan Demokrat
Di lain pihak, ke-215 anggota Kongres kubu Demokrat diperkirakan akan kompak memilih pemimpin mereka sendiri, Hakeem Jeffries, seperti yang mereka lakukan ketika Johnson pertama kali memenangkan jabatan sebagai ketua DPR.
Jika Johnson gagal, proses pemilihan akan berlanjut ke pemungutan suara putaran kedua yang mungkin digelar pada Jumat. Kegagalan di putaran selanjutnya akan membuka jalan bagi potensi aksi barisan belakang dari kaum konservatif anti-Johnson, dan perundingan rahasia antara kedua partai yang dapat mengakibatkan munculnya konsensus Partai Republik yang didukung oleh Partai Demokrat.
Pemimpin Mayoritas DPR Steve Scalise, Ketua Mayoritas Tom Emmer, dan Ketua Komite Kehakiman Jim Jordan, sebelumnya telah menunjukkan minat atas jabatan ketua DPR, tetapi semuanya gagal pada tahun 2023 ketika Johnson menang. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 KPU: Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Jakarta pada Kamis
- 2 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 3 Perluas Akses Permodalan, Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM hingga Pekerja Migran
- 4 Panglima TNI Mutasi 101 Perwira Tinggi, Kepala BSSN dan Basarnas Juga Diganti
- 5 Marselino Ditemani Ole Romeny di Oxford United
Berita Terkini
- Jumlah Korban Tewas Meningkat Menjadi 53 Orang Akibat Gempa Tibet
- IDI Indramayu Berikan Solusi Pengobatan yang Ampuh Bagi Anda Penderita Varikokel
- BMKG: Gempa di Nepal-Tiongkok Tak Berpengaruh ke Indonesia
- Presiden Minta KPK Dampingi Kemenag-BPH Selenggarakan Haji
- Jakarta Pusat Pangkas 12.591 Pohon Rawan Tumbang