Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rencana 'Diplomasi Orang Utan' Malaysia Tuai Kritikan

Foto : Theconversation/R.M. Nunes /Alamy

Pemerintah Malaysia telah meluncurkan skema untuk menggunakan “diplomasi orang utan”.

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam bahasa Melayu dan Indonesia, orang utan berarti orang hutan. Kera besar ini hanya ditemukan di Malaysia dan Indonesia. Mereka memiliki kulit kemerahan, bertangan panjang, bantalan pipi, dan-seperti panda dari Cina, ibu jari yang berlawanan.

Orang utan memiliki kecerdasan seperti manusia dan mereka juga memakai obat herbal untuk menyembuhkan luka, mereka berkomunikasi satu sama lain dengan bahasa isyarat.

Sayangnya, populasi orang utan terus berkurang. Lembaga WWF (sebelumnya the World Wide Fund for Nature) menyatakan bahwa seabad lalu, ada lebih dari 230 ribu individu orang utan. Kini, populasi orang utan sudah berkurang separuhnya. Primata ini berstatus kritis terancam.

Perburuan dan perdagangan satwa ilegal memang menjadi salah satu penyebabnya. Namun, biang keladi sebenarnya adalah deforestasi akibat minyak sawit. Industri ini menyebabkan hutan luas-habitat orang utan-dibabat untuk perkebunan kelapa sawit.

Rencana mengirim orang utan ke importir minyak sawit utama jelas kontroversial. Stuart Pimm, pakar ekologi konservasi dari Duke University, Amerika Serikat, menggambarkan diplomasi orang utan sebagai diplomasi yang "tidak layak" dan "menjijikkan". Stuart menekankan bahwa, tidak seperti panda raksasa di Tiongkok, orang utan tidak memiliki fasilitas canggih dan kawasan lindung di kampung mereka.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top