
Remaja yang Hilang Terseret Banjir di Lombok Tengah Ditemukan Meninggal Dunia
Tim SAR gabungan saat melakukan pencarian terhadap Korban banjir di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB, Rabu (12/2) .
Foto: (ANTARA/HO-Humas SAR Mataram)LOMBOK TENGAH - Tim SAR gabungan mengevakuasi korban Khaerul Iwan (14) yang merupakan korban banjir setelah terseret arus saluran irigasi di Desa Pringgarata, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Remaja yang hilang terseret banjir di Lombok Tengah ditemukan meninggal dunia," kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Mataram Saidar Rahmanjaya di Lombok Tengah, Rabu.
Ia mengatakan korban pertama kali ditemukan oleh warga pada Selasa malam (11/2), selanjutnya korban dievakuasi dan diserahkan ke pihak keluarga.
“Ditemukan sekitar tiga kilometer dari lokasi tenggelam,” katanya.
Sebelumnya Kantor SAR Mataram mengerahkan tim rescue untuk melakukan pencarian setelah menerima laporan dari warga. Bersama unsur dari Polsek Pringgarata, PMI Lombok Tengah, Tagana Lombok Tengah, Damkar Lombok Tengah, BPBD Lombok Tengah, masyarakat setempat, dan unsur terkait lainnya, pencarian dilakukan dengan menyusuri aliran sungai pada Selasa (11/2).
"Korban sebelumnya dilaporkan hilang terseret arus banjir saat sedang mandi di sungai wilayah setempat, ditemukan meninggal dunia," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan sinyal peringatan potensi cuaca ekstrem selama sepekan di wilayah NTB akibat dampak tidak langsung dari kemunculan Bibit Siklon Tropis Invest 96S.
"Bibit Siklon Tropis Invest 96S memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan curah hujan, peningkatan kecepatan angin, dan gelombang tinggi di NTB," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok Satria Topan Primadi dalam penyataan yang dikutip di Mataram, Minggu.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Australia, badai yang bergerak di lepas Pantai Kimberley tersebut berpotensi mencapai intensitas siklon pada Senin 10 Februari 2025. Sistem badai diperkirakan bergerak lebih jauh ke barat daya menuju Pantai Pilbara di sebelah barat Australia.
Satria mengungkapkan selain kemunculan bibit siklon tropis baru, cuaca ekstrem juga dipengaruhi oleh aktivitas gelombang atmosfer Ekuatorial Rossby di sekitar NTB dan Monsun Asia yang membawa uap air dari Asia melewati Indonesia mengarah ke Australia.
Masyarakat perlu mewaspadai hujan sedang hingga lebat, angin kencang, gelombang laut tinggi, dan potensi peningkatan intensitas bencana hidrometeorologi akibat fenomena cuaca yang kini sedang terjadi hingga sepekan ke depan.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada berhati-hati dengan dampak bencana," katanya. Ant
Berita Trending
- 1 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 2 Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas bisa Diakses Semua Warga
- 3 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 4 Menpar Sebut BINA Lebaran 2025 Perkuat Wisata Belanja Indonesia
- 5 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
Berita Terkini
-
Kapolresta Banjarmasin Sosialisasikan Layanan Hotline 110 Polri
-
34 Orang Tewas Akibat Cuaca Buruk di AS
-
Disdukcapil Denpasar Menggenjot Kepemilikan KTP Elektronik
-
Sikap Tegas Diambil Kemendag, 66 Distributor dan Pengecer Minyakita Dijatuhi Sanksi, Semoga Bikin Kapok
-
Bupati Garut Menduga Alih Fungsi Lahan Menyebabkan Banjir