Rabu, 12 Feb 2025, 17:17 WIB

Remaja yang Hilang Terseret Banjir di Lombok Tengah Ditemukan Meninggal Dunia

Tim SAR gabungan saat melakukan pencarian terhadap Korban banjir di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB, Rabu (12/2) .

Foto: (ANTARA/HO-Humas SAR Mataram)

LOMBOK TENGAH - Tim SAR gabungan mengevakuasi korban Khaerul Iwan (14) yang merupakan korban banjir setelah terseret arus saluran irigasi di Desa Pringgarata, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Remaja yang hilang terseret banjir di Lombok Tengah ditemukan meninggal dunia," kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Mataram Saidar Rahmanjaya di Lombok Tengah, Rabu.

Ia mengatakan korban pertama kali ditemukan oleh warga pada Selasa malam (11/2), selanjutnya korban dievakuasi dan diserahkan ke pihak keluarga.

“Ditemukan sekitar tiga kilometer dari lokasi tenggelam,” katanya.

Sebelumnya Kantor SAR Mataram mengerahkan tim rescue untuk melakukan pencarian setelah menerima laporan dari warga. Bersama unsur dari Polsek Pringgarata, PMI Lombok Tengah, Tagana Lombok Tengah, Damkar Lombok Tengah, BPBD Lombok Tengah, masyarakat setempat, dan unsur terkait lainnya, pencarian dilakukan dengan menyusuri aliran sungai pada Selasa (11/2).

"Korban sebelumnya dilaporkan hilang terseret arus banjir saat sedang mandi di sungai wilayah setempat, ditemukan meninggal dunia," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan sinyal peringatan potensi cuaca ekstrem selama sepekan di wilayah NTB akibat dampak tidak langsung dari kemunculan Bibit Siklon Tropis Invest 96S.

"Bibit Siklon Tropis Invest 96S memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan curah hujan, peningkatan kecepatan angin, dan gelombang tinggi di NTB," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok Satria Topan Primadi dalam penyataan yang dikutip di Mataram, Minggu.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Australia, badai yang bergerak di lepas Pantai Kimberley tersebut berpotensi mencapai intensitas siklon pada Senin 10 Februari 2025. Sistem badai diperkirakan bergerak lebih jauh ke barat daya menuju Pantai Pilbara di sebelah barat Australia.

Satria mengungkapkan selain kemunculan bibit siklon tropis baru, cuaca ekstrem juga dipengaruhi oleh aktivitas gelombang atmosfer Ekuatorial Rossby di sekitar NTB dan Monsun Asia yang membawa uap air dari Asia melewati Indonesia mengarah ke Australia.

Masyarakat perlu mewaspadai hujan sedang hingga lebat, angin kencang, gelombang laut tinggi, dan potensi peningkatan intensitas bencana hidrometeorologi akibat fenomena cuaca yang kini sedang terjadi hingga sepekan ke depan.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada berhati-hati dengan dampak bencana," katanya. Ant

Redaktur: -

Penulis: Opik

Tag Terkait:

Bagikan: