Rektor UPNVJ Resmi Menutup Pendidikan Awal Bela Negara Gelombang Dua

JAKARTA - Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) Erna Hernawati menutup Pendidikan Awal Bela Negara (Dikwal) yang diselenggarakan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Se-Indonesia. Dikwal UPVNJ se-Indonesia itu telah dilaksanakan selama enam hari dimulai pada 21 November 2021 sampai 26 November 2021.

Demikian disampaikan Humas UPNVJ dalam keterangannya yang diterima Koran Jakarta, Senin (29/11). Menurut Humas UPNVJ, kegiatan Dikwal ini diikuti 160 peserta.

Erna mengatakan sasaran utama dari kegiatan Dikwal ini memang bukan hanya sebatas untuk memberi pemahaman atas konsep bela negara, tetapi lebih mendorong terbangunnya sikap loyal terhadap institusi dan loyal kepada pimpinan.

"Juga untuk membangun sikap disiplin terhadap aturan-aturan yang ada, membangun jiwa korsa dan jiwa kebersamaan, saling support, belajar untuk tidak banyak bicara tidak pada tempat dan waktunya, saling menghormati. Kita belajar untuk menghormati lambing-lambang negara, menghormati semua pemberian Tuhan sekecil apapun. Hal-hal ini saya yakini akan mendorong tumbuhnya nilai-nilai bela negara secara konkrit," katanya.

Erna menambahkan, dalam suasana pendidikan di lingkungan militer banyak hal baik yang bisa menjadi bekal sivitas UPN untuk mengimplementasikan nilai-nilai bela negara secara konkrit tidak hanya sekedar jargon mengucapkan salam bela negara dalam berbagai kesempatan. Dari kegiatan-kegiatan yang tampaknya sederhana, sebetulnya terkandung makna, filosofi yang luhur bagi orang-orang yang memiliki kepekaan dan memiliki rasa.

Misalnya, tambah Erna, dalam kegiatan baris berbaris, dalam peraturan baris berbaris terdapat filosofi kebersamaan dan kekompakan yang merupakan dasar dari disiplin, dan selalu fokus. Kebersamaan, kedisiplinan, fokus adalah modal dasar dalam menjalankan organisasi UPNV, munculnya kesadaran untuk bahu-membahu membangun UPN Veteran yang lebih maju, dan lebih cepat dalam mewujudkan visi.

"Dalam baris berbaris, sebagai anggota kita belajar untuk menghormati dan mematuhi siapa pemimpin kita, siapa komandan kita. Sebaliknya, jika sedang berada di posisi memimpin, kita harus mengerti juga kemampuan dari yang kita pimpin. Kita harus bisa mengoptimalkan kemampuan orang-orang yang kita pimpin," tuturnya.

Ia pun berharap diklat bela negara yang singkat ini bukan menjadi akhir dari membangun komitmen terhadap nilai-nilai bela negara, tapi ini menjadi awal tekad dan semangat untuk menjadi kader-kader bela negara dimanapun berada.

"Baik itu dalam tugas sebagai dosen maupun tendik. persatuan, kesatuan, kemajuan NKRI menjadi tanggungjawab bersama. Dengan itu kita akan menjadi manusia-manusia yang memberi kemanfaatan bukan hanya untuk diri sendiri saja, tetapi kemanfaatan untuk bangsa dan negara. Dan itu makna keberadaan kita," katanya.