Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja “Year to Date” - Tekanan Terjadi setelah Aksi Jual Asing

Reksa Dana Saham di Bawah IHSG

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Sentimen yang memengaruhi kinerja reksa dana saham disebabkan oleh kenaikan inflasi dan turunnya harga komoditas.

JAKARTA - Kinerja produk reksa dana saham secara year to date (ytd) masih banyak yang mencatatkan kinerja di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data Infovesta Utama menunjukkan, dari 209 produk reksa dana saham, sebanyak 30 produk berhasil mencatatkan kinerja di atas IHSG, sedangkan 179 produk reksa dana saham masih di bawah IHSG.

Analis Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mengatakan tren kinerja reksa dana di bawah IHSG sudah berlangsung sejak awal tahun. Hal ini disinyalir lantaran perubahan sektoral IHSG yang belum dapat direspons dengan baik oleh para fund manager. "Di samping hal tersebut, reksa dana juga dibebani fee manajemen yang dapat menekan kinerja," ungkap dia saat dihubungi, Senin (7/8).

Menurut Wawan, tekanan lebih ke kinerja portofolio saham yang berubah dengan pesat sehingga shifting dari sektor komoditas di awal tahun. Kemudian, saham blue chip di kuartal II-2017 dan kembali ke komoditas pada awal kuartal III. "Bila Manajer Investasi (MI) tidak dapat melakukan portfolio rebalancing dengan cepat, maka akan cenderung underperform dibandingkan indeks," jelas dia.

Secara umum, sentimen yang memengaruhi kinerja reksa dana saham disebabkan oleh kenaikan inflasi dan turunnya harga komoditas. Ditambah lagi dengan tren penjualan saham oleh asing. "Sektor yang kinerjanya kurang bagus, yakni properti, aneka industri, dan pertanian," imbuh Wawan. Wawan menambahkan, secara historis pada Agustus dan September akan rawan koreksi.

Namun, reksa dana saham diperkirakan akan memiliki momentum positif di akhir tahun menyambut windows dressing. "Berdasarkan rata-rata selama 10 tahun terakhir, return reksa dana saham selalu negatif pada Agustus. Saya sarankan investor tetap menggunakan reksa dana saham sebagai instrumen jangka panjang dan melakukan top up bila terjadi koreksi," tutup Wawan.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top