Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Reaksi Para Pemimpin Dunia Putin Menang di Pilpres Russia

Foto : France24/Reuters

Presiden Rusia Vladimir Putin meraih kemenangan pada pemilihan presiden pada Senin (18/3) pagi

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Tiongkok dan India, pada hari Senin (18/3) mengucapkan selamat atas kemenangannya untuk masa jabatan kelima, namun negara-negara Barat mengecam pemilu tersebut sebagai pemilu yang tidak sah, yang diselenggarakan dalam kondisi represif dan tidak ada oposisi yang kredibel.

Berikut adalah rangkuman reaksi utama para pemimpin dunia atas pemungutan suara yang secara resmi menghasilkan kemenangan Putin (71) dengan 87,28 persen suara menurut penghitungan terbaru:

Tiongkok

Beijing mengucapkan selamat kepada Putin, dengan mengatakan kedua negara adalah "mitra kerja sama strategis di era baru" dan hasil pemilu tersebut "sepenuhnya mencerminkan dukungan rakyat Russia", media pemerintah Tiongkok melaporkan.

India

Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan "ucapan selamat yang hangat" kepada Putin. Ia berharap dapat mengembangkan hubungan "khusus" keduanya. Russia adalah pemasok senjata terbesar India.

Korea Utara

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan para pemilih Russia menunjukkan "dukungan dan kepercayaan mereka yang tak tergoyahkan" terhadap Putin, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

AS dan Inggris

Negara-negara Barat menolak pemilu tersebut karena dianggap tidak bebas dan tidak adil.

"Ini adalah proses yang sangat tidak demokratis," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel, mengutip penindasan terhadap oposisi dan media.

Patel mengatakan Putin "kemungkinan akan tetap menjadi presiden Russia, namun hal itu tidak menjadi alasan baginya untuk bersikap otokrasi".

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan penyelenggaraan pemilu di wilayah pendudukan Ukraina adalah "ilegal". Pemilu tersebut "dengan jelas menggarisbawahi betapa beratnya penindasan di bawah rezim Presiden Putin, yang berupaya membungkam setiap oposisi terhadap perang ilegal yang dipimpinnya".

Sekutu Timur Tengah

Beberapa negara Timur Tengah mendoakan yang terbaik bagi Putin setelah pemungutan suara tersebut, hanya tiga bulan setelah ia melakukan kunjungan langka ke wilayah tersebut.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengucapkan selamat kepada pemimpin Russia tersebut karena kembali atas terpilih dan menawarkan untuk menjadi penengah antara Moskow dan Ukraina, kata kepresidenan Turki.

"Presiden Erdogan menyatakan keyakinannya bahwa evolusi positif hubungan antara Turki dan Russia terus berlanjut dan menyatakan bahwa Turki siap memainkan peran fasilitator untuk kembali ke meja perundingan dengan Ukraina," kata kantor Erdogan setelah percakapan telepon antara kedua pemimpin tersebut.

Presiden Iran Ebrahim Raisi memuji "kemenangan yang menentukan" Putin. Sementara Raja Salman dari Arab Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman mendoakannya "sukses dan sejahtera".

Putra Mahkota Bahrain Salman bin Hamad Al-Khalifa dan emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, masing-masing secara terpisah mendoakan "pembangunan dan kemakmuran" kepada Putin, dan presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, juga mengirimkan ucapan selamat.

Afrika

Penguasa militer Mali Assimi Goita, yang mendekat ke Russia setelah memutuskan hubungan dengan mantan sekutunya Prancis, memuji kemenangan Putin.

"Sebagai mitra Mali yang strategis dan tulus, saya menegaskan kembali persahabatan total kami," kata Goita di media sosial.

Presiden Chad Mahamat Idriss Deby Itno, putra mendiang pemimpin lama negara itu Idriss Deby, mengatakan dalam sebuah postingan di Facebook bahwa hasil tersebut adalah "bukti kepercayaan rakyat Rusia" terhadap Putin.

Penguasa militer Niger Jenderal Abdourahamane Tiani, yang merebut kekuasaan dari pemerintah pro-Barat dalam kudeta pada Juli 2023, mengucapkan selamat kepada Putin atas "kemenangan gemilangnya".

Dia mengatakan negaranya dapat mengandalkan "komitmen pribadi" Putin untuk membantu Niger dalam "mendapatkan kembali kedaulatannya".

Venezuela

Di Amerika Latin, Presiden Venezuela Nicolas Maduro berkata: "Kakak kami Vladimir Putin telah menang, dan ini menjadi pertanda baik bagi dunia."

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengatakan bahwa hasil resmi tersebut adalah "indikasi yang dapat dipercaya bahwa penduduk Russia mendukung pengelolaan negara (Putin)".

Zelensky Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menganggap pemilu tersebut tidak sah.

"Setiap orang di dunia memahami bahwa orang ini, seperti banyak orang lainnya sepanjang sejarah, telah muak dengan kekuasaan dan tidak akan berhenti untuk memerintah selamanya," katanya.

"Tidak ada kejahatan yang tidak akan dia lakukan untuk mempertahankan kekuatan pribadinya."

Uni Eropa

Negara-negara Uni Eropa mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa Rusia tidak diberi "pilihan nyata" setelah semua kandidat yang menentang perang di Ukraina dikeluarkan.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pemungutan suara tersebut "didasarkan pada penindasan dan intimidasi".

Namun, blok beranggotakan 27 negara tersebut tidak mengindahkan seruan janda musuh utama Kremlin, Alexei Navalny, untuk tidak mengakui Putin sebagai presiden sah Russia.

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan pemungutan suara "tanpa pilihan" menunjukkan "perilaku keji Putin terhadap rakyatnya sendiri".

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan syarat-syarat untuk pemilihan umum yang bebas tidak terpenuhi, dengan alasan "meningkatnya penindasan terhadap masyarakat sipil dan segala bentuk oposisi terhadap rezim". Mereka memuji "keberanian" warga Rusia yang berdemonstrasi menentang ketentuan pemilu.

Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengutuk pemungutan suara tersebut sebagai "tidak bebas dan tidak adil".

Ia menjauhkan diri dari mitra koalisinya, Matteo Salvini, yang menanggapi hasil pemilu dengan mengatakan: "Ketika suatu masyarakat memilih, mereka selalu benar."


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top