Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 02 Agu 2018, 00:01 WIB

Rawat Persaudaraan Antarsesama Anak Bangsa

Jaga Persatuan - Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada acara zikir dan doa untuk bangsa di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (1/8). Dalam kegiatan zikir dan doa yang diikuti para alim ulama serta masyarakat tersebut Presiden mengingatkan masyarakat Indonesia untuk terus menjaga persaudaraan dan persatuan bangsa.

Foto: ANTARA/Wahyu Putro A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo berpesan kepada seluruh jemaah untuk merawat persatuan, persaudaraan, dan kerukunan di antara sesama anak bangsa. Presiden mengakui, tidak mudah untuk merawat persatuan, kerukunan, dan persaudaraan sesama anak bangsa itu. Apalagi Indonesia merupakan negara majemuk.


"Aset terbesar bangsa kita, Indonesia, adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Selain itu, kita dianugerahi oleh Allah sumber daya alam yang melimpah.

Oleh sebab itu, kita harus tetap menjaga yang namanya ukhuwah Islamiyah, menjaga ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basariah kita," ujar Jokowi dihadapan para ulama sepuh beserta ribuan jemaah yang akan melaksanakan zikir bersama, di halaman Istana Merdeka, Jakarta Rabu (1/8) malam.


Hadir dalam kegiatan ini Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Ketum MUI KH Ma'ruf Amin, kiai sepuh PPP KH Maimun Zubair, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin,

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Panglima TNI Marsekal Hadi Tahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Jaksa Agung M Prasetyo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan KH Mustofa Aqil Siradj.


Zikir bersama ini dilaksanakan dalam rangka menyambut hari ulang tahun kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia. Kegiatan berjudul "Zikir dan Doa untuk Bangsa Memperingati HUT ke-73 Kemerdekaan RI" tersebut dilakukan seusai salat isya.

Ini kegiatan kedua kali yang diadakan dalam rangka menyambut Agustus sebagai bulan kemerdekaan.


Dalam pidatonya sebelum zikir dimulai, Presiden mengingatkan penduduk Indonesia yang berjumlah 260 juta jiwa itu terdiri dari 714 suku dan tinggal menetap di 17 ribu lebih pulau dari Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.


"Bandingkan dengan Malaysia, penduduknya 31 juta, kita 260 juta. Di Papua Nugini penduduknya delapan juta, kita 260 juta," ujar Jokowi.


"Suku juga demikian. Di Singapura saya tanya Dubesnya, ada empat suku, di kita 714 suku. Di Afghanistan juga sama, saya tanya Presiden Ashraf Ghani, Afghanistan ada tujuh suku, kita ada 714 suku," lanjut dia.


Allah SWT telah menganugerahi Indonesia kemerdekaan pada 72 tahun silam. Oleh sebab itu, Jokowi berpesan agar seluruh anak bangsa terus menjaga anugerah Tuhan tersebut.


Menjadi Tradisi


Zikir dan doa bersama yang digelar oleh Majelis Dzikir Hubbul Wathon dihadiri sekitar dua ribu majelis taklim dari berbagai daerah. Sekitar 500 orang ulama dan habib juga diundang untuk berpartisipasi.


Jokowi menyatakan keinginannya agar zikir dan doa bersama ini menjadi tradisi. "Tiap satu tahun akan terus dilakukan zikir dan doa untuk mengucapkan syukur atas rahmat yang diberikan Allah kepada bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan," ujarnya.


Jokowi menuturkan, rasa syukur patut dipanjatkan lantaran Indonesia sudah bebas dari penjajahan dan perang. "Kita sering lupa mensyukuri bahwa kita beratus tahun dijajah, perang, kemudian atas rahmat Allah bangsa Indonesia sekarang bisa merdeka," ujarnya.


Di tempat yang sama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin, yang turut menghadiri acara ini menyampaikan apresiasinya.

Menurut dia, belum pernah ada zikir dan doa bersama selama lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka. "Tapi sekarang ada karena Pak Jokowi menghendaki," ujarnya.
Ma'ruf berharap acara zikir dan doa bersama ini bisa memberi keberkahan bagi bangsa dan negara. Ant/P-4

Redaktur: Khairil Huda

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.