Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ratusan Satwa Endemik Papua Dilepasliarkan di Pengunungan Cycloop

Foto : ANTARA/HO-Humas BBKSDA Papua

Acara pelepasliaran 114 satwa endemik Papua di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop di wilayah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Kamis (27/7/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

JAYAPURA - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam telah melepasliarkan 114 satwa endemik Papua di kawasan cagar alam Pegunungan Cycloop di bagian wilayah Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, pada Kamis (27/7).

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers balai konservasi pada Jumat (28/7) yang diterima di Jayapura, Kepala Kandang Transit Buper La Ode Irianto Subu menyampaikan bahwa satwa yang dilepas di kawasan cagar alam antara lain tiga ular boa tanah papua (Candoia aspera), lima ular boa pohon (Candoia carinata),dan empat ular sanca cokelat (Bothrochilus Albertisii).

Selain itu, ia melanjutkan, adaempat ular sanca hijau (Morelia viridis), 91 kadal duri mata merah (Tribolonotus gracilis), lima kadal panana (Tiliqua gigas evanescens), dan dua ular sanca patola (Morelia amethistina).

Iriantomengatakan bahwa semua satwa yang dilepas di kawasan cagar alamPegunungan Cycloop sudah menjalani habituasidi kandang transit Buper.

"Semuanya sudah menjalani masa habituasi di kandang transit Buper, Waena, dan dinyatakan sehat serta siap dilepasliarkan," katanya.

Menurut dia, satwa-satwa yang dilepas diPegunungan Cyclooppada Kamis (27/7) merupakan satwa yang disita dalam operasi pengawasan yang dilaksanakan bersama oleh otoritas keamanan bandara dan Balai Karantina Pertanian di Jayapura selama Juni hingga Juli 2023.

Di antara satwa liar yang dilepas di cagar alam pada Kamis (27/7) ada yang masuk dalam daftar satwa dilindungi menurutperjanjian internasional mengenai pelindungan tumbuhan dan satwa liar (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/CITES).

Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Yulius Palita mengatakan, ular boatanah papua, boa pohon, sanca cokelat, dan sanca hijau masuk dalam Appendix II CITES.

Apendiks II CITESmencakup daftar spesies yang saat ini belum tentu terancam punah tetapi bisa terancam punah kalau tidak ada pengaturan ketat dalam perdagangannya.

"Satwa yang kami lepas liarkan berstatus LeastConcern berdasarkan IUCN Red List, risikonya masih rendah," kata Yulius.

Ia menyampaikan, langkah-langkah penyelamatan dijalankan untuk mencegah perdagangan ilegal satwa liar yang bisa membuat satwa liar jadi terancam punah.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Papua A.G. Martanamengemukakan bahwa upaya menjaga keanekaragaman hayatimerupakan tanggung jawab semua pihak.

Dia mendorong masyarakat berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati guna menjaga keseimbangan ekosistem, yang penting bagi kelangsungan hidup manusia.
???????


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top