Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ratusan Posko Penyekatan Covid-19 Belenggu Kebebasan Warga Hanoi

Foto : AFP/NHAC NGUYEN

Surat Izin Bepergian l Seorang perempuan warga Hanoi memperlihatkan surat izin bepergian yang dikeluarkan pemerintah lokal usai melewati posko penyekatan di sebuah pasar basah pada Kamis (29/7). Saat ini Hanoi menerapkan lockdown selama 2 pekan untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.

A   A   A   Pengaturan Font

Saat kasus Covid-19 mengalami lonjakan di Vietnam, ratusan posko penyekatan didirikan untuk mengawasipemberlakuan penguncian (lockdown) yang amat ketat di Ibu Kota Hanoi. Saking banyaknya posko penyekatan, aktivitas pergi berbelanja untuk kebutuhan hidup sehari-hari pun menjadi amat sulit dilakukan.

Situasi ini amat kontras dengan keadaan di banyak negara tetangga di kawasan Asia tenggara lainnya, yang juga sedang mengalami gelombang terburuk dari pandemi. Namun Vietnam berkeras untuk menerapkan aturan pembatasan bagi warganya untuk tetap tinggal di rumah secara amat ketat di sejumlah kota-kota besar utama.

Bagi sejumlah warga di Hanoi, pembatasan pergerakan itu dipandang sebagai hal yang amat mengganggu walau langkah itu perlu diterapkan. Seperti layaknya warga Hanoi lainnya, guru TK bernama Do Thi Lan Anh harus memperlihatkan surat izin keluar rumah untuk pergi berbelanja kebutuhan sehari-harinya ke sebuah pasar basah lokal pada Kamis (29/7) lalu.

Karena izin pergi keluar rumah untuk berbelanja dibatasi dan hari untuk pergi berbelanja telah ditetapkan oleh otoritas setempat, Lan Anh harus memastikan bahwa ia bisa membeli tahu, daging dan sayuran yang amat banyak untuk persediaan dapur selama beberapa hari.

"Surat izin pergi berbelanja ini dikeluarkan agar setiap orang bisa melakukan pembatasan sosial. Kelemahannya adalah saya tak bisa pergi ke pasar kapan pun," ucap Lan Anh.

Walau kasus Covid-19 terbanyak ada di Ho Chi Minh City, pemerintah Vietnam telah ancang-ancang mengambil langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya penularan virus di Hanoi. Hingga Kamis lalu tercatat hanya ada 46 kasus Covid-19 saja di Hanoi sementara total kasus Covid-19 nasional mencapai sekitar 7.500 kasus.

Hanoi adalah kota dengan total populasi 8 juta orang dan sejak Sabtu (24/7) pekan lalu mulai menerapkanlockdownselama dua pekan. Jalanan yang biasanya ramai oleh teriakan penjaja makanan keliling dan suara klakson sepeda motor, kini tak terdengar sama sekali dan kota itu nyaris hening.

Bagi sejumlah lansia di Hanoi, situasi pembatasan mengingatkan mereka pada kenangan masa-masa sulit beberapa tahun pascaperang. Sebelum Vietnam mulai membuka diri pada dunia internasional pada 1986, warga Hanoi sudah terbiasa dengan penerapan sistem kupon untuk mendapatkan makanan dan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang penting lainnya.

"Surat izin pergi ke pasar mirip dengan surat yang pernah diedarkan beberapa dekade lalu saat Vietnam utara mengalami masa penjatahan ekonomi," ungkap Vo Thi Chien, 50 tahun. "Pada masa itu kita tak leluasa membeli barang-barang yang kita inginkan dan hal itu amat menyebalkan. Namun saat ini, apa yang bisa kita lakukan?" imbuh dia.

April tahun lalu,lockdownyang serupa juga diterapkan di Hanoi, namun pada saat itu otoritas terkait tak menerapkan aturannya secara amat ketat.

"Saya tak pernah mengalami pemeriksaan pada posko penyekatan yang begitu banyak sepanjang hidup saya," tutur warga lansia asal Hanoi bernama Tran Van Toan, 75 tahun.

Toan mengatakan bahwa situasi saat ini mengingatkan dirinya pada posko pemeriksaan keamanan antarprovinsi sebelum 1954 saat Hanoi masih dalam kekuasaan kolonial Prancis. "Kini melakukan perjalanan tak lagi menyenangkan, namun saya mendukung langkah otoritas yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran virus ini," imbuh dia.

Penerapan Denda

Sementara itu upaya Vietnam untuk melindungi warganya dari Covid-19 dengan kampanye vaksinasi masih belum begitu gencar karena keterbatasan pasokan vaksin. Hingga saat ini saat kasus Covid-19 membengkak, Vietnam baru menyuntikkan 5,5 juta dosis. Sedangkan total populasinya berjumlah 100 juta orang.

Untuk mencegah penyebaran virus, sebanyak sepertiga populasi di Vietnam diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah. Penyebaran Covid-19 kali ini bermula pada April lalu yang terdeteksi di dua provinsi industrial di utara yang kemudian menyebar ke selatan.

Ho Chi Minh City yang merupakan pusat bisnis di Vietnam merupakan wilayah terparah dilanda Covid-19. Walau sudah diterapkan perintah tetap tinggal di rumah dan jam malam, kasus infeksi virus korona terus mengalami peningkatan di kota ini.

Pemerintah Vietnam khawatir situasi yang terjadi di Ho Chi Minh City, dalam waktu dekat juga bisa terjadi di Hanoi. "Untuk mencegah hal itu penerapan aturan yang lebih berat seperti pemberian denda bagi pelanggar aturan pembatasan seperti keluar rumah tanpa surat izin, tak mengenakan masker dan berkumpul dalam kelompok besar, diberlakukan," demikian pernyataan otoritas di Hanoi.

Saat jam sibuk, antrean kendaraan mengular di setiap posko pemeriksaan. Situasi itu membuat petugas di posko penyekatan itu kesulitan untuk memeriksa semua orang.

"Banyak kantor dan perusahaan mengeluarkan surat perjalanan bagi stafnya. Mereka enggan mematuhi rekomendasi pemerintah kota untuk bekerja dari rumah secara daring," kata Phan Thi Hai Yen, seorang petugas yang berjaga di sebuah posko penyekatan. "Karena begitu banyaknya warga yang bepergian saat jam sibuk, risiko penyebaran Covid-19 masih cukup tinggi," pungkas dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top