Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerusuhan di Inggris

Raja Charles III Serukan Persatuan

Foto : AFP/CHRIS JACKSON

Charles III

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Raja Inggris, Charles III, telah menyerukan rasa saling menghormati dan pengertian setelah terjadi kerusuhan rasial yang menargetkan Muslim dan migran di Inggris. Seruan itu diungkapkan oleh juru bicara Istana Buckingham pada akhir pekan lalu, menandai intervensi pertama raja sejak kerusuhan dimulai pekan lalu.

"Raja berterima kasih kepada polisi dan layanan darurat atas upaya mereka memulihkan perdamaian dan menyambut baik cara kelompok masyarakat melawan agresi dan kriminalitas dari segelintir orang," kata juru bicara tersebut pada Jumat (9/8).

"Yang Mulia tetap berharap bahwa nilai-nilai saling menghormati dan pengertian akan terus memperkuat dan mempersatukan bangsa," ucap juru bicara tersebut tak lama setelah Raja Charles berbicara melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Keir Starmer dan kepala polisi.

Ribuan petugas polisi khusus dikerahkan pada akhir pekan lalu untuk berjaga-jaga jika kerusuhan kembali terjadi setelah tiga hari tenang.

Kerusuhan terjadi setelah postinganonlinesecara keliru mengidentifikasi tersangka pembunuh tiga gadis muda dalam serangan pisau pada tanggal 29 Juli di Southport, barat laut Inggris, sebagai seorang migran Muslim. Atas kekeliruan itu, pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan peraturan yang lebih ketat bagi perusahaan media sosial.

Setelah berhari-hari terjadi kerusuhan yang menyasar umat Islam dan hotel-hotel yang menampung migran, PM Starmer mengatakan jumlah polisi tambahan dan proses pengadilan yang cepat telah menghalangi orang-orang yang ia sebut sebagai preman sayap kanan.

PM Starmer mengatakan hukuman berat yang dijatuhkan pengadilan secara cepat sudah efektif. "Itu adalah bagian yang sangat penting dari pesan kepada siapapun yang berpikir untuk terlibat dalam kekacauan lebih lanjut," kata PM Inggris itu kepada wartawan saat berkunjung ke pusat komando polisi di London.

Hingga MInggu (11/8) malam dilaporkan hampir 800 orang ditangkap sejak kerusuhan terjadi dan sejumlah orang telah mendekam di penjara. Dua dari yang berhasil ditahan dibekuk karena menyebarkan kebencian rasial dalam pesan-pesan di media sosial.

Titik Balik

Dewan Kepala Kepolisian Nasional (NPCC) Inggris mengatakan lebih dari 6.000 petugas ketertiban umum akan bertugas selama akhir pekan.

"Ini mungkin salah satu respons kepolisian nasional terkuat yang pernah kami lakukan, tentu saja sepanjang sejarah karier saya," kata Gavin Stephens, ketua NPCC, seraya mengatakan bahwa tindakan keras dan pesan kuat masyarakat terhadap kerusuhan tersebut berpotensi menjadi awal dari titik balik.

Sementara itu Menteri Kabinet Nick Thomas-Symonds mengatakan kepadaSky Newsbahwa pemerintah Inggris akan meninjau kembali kerangka undang-undang yang mengatur tanggung jawab perusahaan media sosial terkait konten yang memicu kekerasan atau kebencian.

"Kami siap melakukan perubahan jika diperlukan," kata Thomas-Symonds mengenai Undang-Undang Keamanan daring yang disahkan pada Oktober lalu, tetapi baru akan berlaku pada tahun 2025 karena proses konsultasi. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top