Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Perebutan Pengaruh

“Quad" Prihatin atas Militerisasi di Laut Asia

Foto : AFP/Money SHARMA

Pertemuan “Quad” | (Dari kiri ke kanan) Menlu AS, Antony Blinken, bersama Menlu Jepang, Yoshimasa Hayashi, Menlu Australia, Penny Wong, dan Menlu India, Subrahmanyam Jaishankar, berpose bersama usai sesi pertemuan Indo-Pacific Quad Foreign Ministers di New Delhi, Jumat (3/3). Dalam pernyataan bersama, aliansi Quad mengatakan keprihatinan mereka atas militerisasi perairan Asia yang secara terselubung.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW DELHI - Negara-negara aliansi Quad yaitu Amerika Serikat (AS), Jepang, India, dan Australia, pada Jumat (3/3) menyatakan keprihatinannya atas militerisasi perairan Asia yang secara terselubung mengacu pada meningkatnya kehadiran Tiongkok di laut yang diperebutkan.

Keprihatinan itu diutarakan saat Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dan menteri luar negeri dari tiga negara lainnya yang tergabung dalam aliansi Quad berkumpul di New Delhi, India.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh tuan rumah India, Quad menyerukan pentingnya kepatuhan terhadap hukum internasional di Laut Tiongkok Timur (LTT) dan Laut Tiongkok Selatan (LTS) untuk menghadapi tantangan terhadap tatanan berbasis aturan maritim.

"Kami sangat menentang tindakan sepihak yang berusaha mengubah status quo atau meningkatkan ketegangan di kawasan itu," demikian pernyataan Quad.

"Kami menyatakan keprihatinan serius atas militerisasi fitur yang disengketakan, penggunaan berbahaya kapal penjaga pantai dan milisi maritim, serta upaya untuk mengganggu aktivitas eksploitasi sumber daya lepas pantai negara lain," imbuh pernyataan itu.

Tiongkok mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh LTS yang merupakan jalur perdagangan yang menghasilkan triliunan dollar setiap tahunnya.

Beijing sejauh ini telah mengabaikan putusan pengadilan internasional bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum dan membangun pangkalan di perairan sengketa tersebut, dimana langkah itu mengkhawatirkan Washington DC dan negara-negara Asia lain yang juga memiliki klaim teritorial atas perairannya.

Sangkalan

Pernyataan itu tidak secara eksplisit menyebut Tiongkok, yang telah berulang kali menuduh AS mempelopori Quad untuk mengepung kekuatan Asia yang sedang bangkit itu.

Anggota Quad sendiri menyangkal itikad bermusuhan dan menekankan bahwa mereka bukan aliansi militer, melainkan aliansi kerja sama di bidang-bidang seperti bantuan terkait bencana.

Setelah pertemuan mereka, Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan Tiongkok tidak punya alasan untuk takut pada Quad.

"Ini bukan militer tapi hanya kerja sama praktis," kata Menlu Hayashi di Dialog Raisina, sebuah forum di New Delhi. "Kami tidak mencoba mengecualikan siapa pun. Ini adalah dialog terbuka," imbuh dia.

"Selama Tiongkok mematuhi hukum dan norma internasional dan juga bertindak di bawah institusi, standar, dan hukum internasional, maka ini bukan masalah yang saling bertentangan antara Tiongkok dan Quad," tegas Menlu Hayashi.

Para menteri luar negeri Quad pun mengatakan bahwa mereka membahas upaya bersama termasuk membangun ketahanan rantai pasokan dan kerja sama dalam pengiriman vaksin.

Pertemuan Quad terbaru dilangsungkan di sela-sela pertemuan G20 di New Delhi, India, terjadi beberapa pekan setelah Menlu Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing menyusul dugaan penerbangan balon mata-mata Tiongkok di atas wilayah AS.

Washington DC juga menuduh Beijing sedang mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Russia untuk perang di Ukraina, namun tuduhan yang sejauh ini dibantah keras oleh Tiongkok. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top