PVMBG Usul Perbarui Peta Kerawanan Bencana Imbas dari Letusan Gunung Lewotobi
Puncak Gunung Lewotobi Laki-laki tampak dari pos pemantauan di Desa Pululera, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (6/11/2024).
Foto: ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRAFlores Timur - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan untuk memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) imbas dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
"Kami akan laporkan kepada Kepala Badan Geologi untuk meng-update peta bencana," kata Kepala PVMBG Hadi Wijaya saat ditemui ANTARA di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Wulanggitang, Flores Timur, Rabu.
Pada peta KRB yang lama, jelas Hadi, kawasan yang sangat berpotensi atau sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran bom vulkanik, gas beracun, maupun guguran batu (pijar) atau KRB III di lokasi Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam radius 3 kilometer.
Ia menyebut peta tersebut akan diverifikasi ulang, sebab pihaknya mencatat terdapat berbagai hal yang tidak biasa dalam erupsi yang terjadi di gunung berapi tersebut, seperti jenis erupsinya merupakan erupsi eksplosif yang melontarkan batu-batu pijar.
Ia menyebut pihaknya juga telah melakukan beberapa kali perubahan radius pada beberapa waktu belakangan, seperti perubahan radius KRB III dari 3 km menjadi 3,5 km.
"Bahkan di sektor utara dan timur laut kita perpanjang ke 4 km-5 km, itu berdasarkan erupsi yang terjadi pada Januari 2024," jelasnya.
Di samping itu, Hadi juga menyebut langkah mitigasi lain adalah dengan melakukan kajian dan penelitian yang mendalam terhadap fenomena di Gunung Lewotobi Laki-laki, serta menambah berbagai alat untuk meningkatkan keakuratan pencatatan aktivitas gunung api.
Salah satunya, lanjut dia, adalah dengan menambahkan kamera pengawas/CCTV di sisi yang lain, sehingga aktivitas gunung dapat dipantau secara akurat.
"Kita harus bijak dalam memanfaatkan gunung berapi. Ibarat warga yang menikmati suburnya gunung api, tapi ada kalanya gunung juga perlu bernapas, nah salah satunya dengan erupsi, kita harus bijak dalam menyikapi itu," ucap Hadi Wijaya.
Sebelumnya, erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada 3 November 2024 pukul 23.57 WITA. Letusan kali ini mengakibatkan peningkatan status gunung dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).
Berita Trending
- 1 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 2 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
- 5 Seminar Internasional SIL UI Soroti Koperasi Indonesia di Era Anthropocene
Berita Terkini
- Jakarta Bakal Berwajah Betawi Jika Pram-Doel Menang dalam Pilkada DKI
- Pep Guardiola Perpanjang Kontrak Dua Tahun Sebagai Manajer di Manchester City
- DPO Kasus Judi Online W88 Dipulangkan dari Filipina
- Undav Diperkirakan Absen Sampai Akhir Tahun karena Cedera Serius Ini
- Berantas Korupsi, KPK Beri Penyuluhan Pencegahan Tipikor untuk 60 Anggota DPRD Sukabumi