Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Putin Menangis! Rusia kembali Kehilangan Jenderal Militer Tingkat Tinggi dalam Invasi Moskow di Ukraina

Foto : Kremlin Press Office

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Seorang wartawan media pemerintah Rusia pada hari Minggu (5/6) menuturkan Mayor Jenderal Roman Kutuzov tewas di Ukraina timur. Kematian itu sekaligus menambah serangkaian korban militer tingkat tinggi yang diderita Moskow, seperti dikutip dari Reuters.

Namun, laporan yang diterbitkan di aplikasi pesan Telegram oleh reporter televisi Rusia, Alexander Sladkov, tidak mengatakan secara tepat kapan dan di mana sang jenderal Rusia itu terbunuh. Kementerian Pertahanan Rusia juga belum mengatakan apapun.

Pasukan Rusia telah mengintensifkan serangan untuk merebut Sievierodonetsk, sebuah kota penting di wilayah Donbas timur Ukraina yang menjadi sasaran Moskow setelah gagal merebut ibu kota Kyiv pada awal perang. Para pejabat Ukraina juga mengatakan serangan balik di medan perang utama di Ukraina timur telah berhasil merebut kembali separuh kota Sievierodonetsk.

Rusia telah mengklasifikasikan kematian militer sebagai rahasia negara bahkan di masa damai dan belum memperbarui angka resmi korban di Ukraina sejak 25 Maret. Kala itu dikatakan sebanyak 1.351 tentara Rusia telah tewas sejak dimulainya kampanye militer "operasi khusus" yang dimulai pada 24 Februari lalu.

Menurut Reuters, Rusia mengatakan sedang melakukan "operasi militer khusus" yang dirancang untuk mendemiliterisasi Ukraina dan menyingkirkan kaum nasionalis yang mengancam penduduk berbahasa Rusia. Ukraina dan negara-negara Barat menolak klaim Rusia sebagai dalih untuk menyerang.

Kementerian pertahanan Inggris mengatakan pada hari Senin (6/6) bahwa Rusia tampaknya telah menderita kerugian yang signifikan di antara perwira menengah dan junior di Ukraina.

Rusia juga dilaporkan kembali menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv, dengan rudal pada Minggu (5/6) pagi untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan.

Reuters melaporkan asap gelap terlihat dari beberapa mil jauhnya setelah serangan di dua distrik terpencil di Kyiv. Ukraina mengatakan pemogokan menghantam pekerjaan perbaikan kereta api. Sementara Rusia, telah menghancurkan tank yang dikirim oleh negara-negara Eropa Timur ke Ukraina.

Setidaknya satu orang dirawat di rumah sakit meskipun tidak ada laporan kematian. Serangan itu merupakan peringatan tiba-tiba akan perang di ibu kota di mana kehidupan normal sebagian besar telah kembali sejak pasukan Rusia diusir dari pinggirannya pada Maret, seperti diutarakan Reuters.

"Kremlin menggunakan serangan berbahaya baru. Serangan rudal hari ini di Kyiv hanya memiliki satu tujuan - bunuh sebanyak mungkin," bunyi tweet penasihat presiden Ukraina, Mikhailo Podolyak.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top