Senin, 25 Nov 2024, 02:55 WIB

Putin Akan Terus Uji Misil Berkemampuan Nuklir

Vladimir Putin

Foto: AFP/Vyacheslav PROKOFYEV

KYIV - Presiden Russia, Vladimir Putin, pada Jumat (22/11) menegaskan tekadnya untuk meningkatkan uji coba tempur misil hipersonik eksperimental yang diluncurkan ke Ukraina. Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyerukan peningkatan sistem pertahanan udara untuk menghadapi ancaman tersebut.

Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa jam setelah parlemen Ukraina ditutup akibat kekhawatiran yang meningkat terhadap ancaman serangan misil.Putin mengumumkan akan ada lebih banyak uji coba misil Oreshnik baru, sehari setelah Moskwa meluncurkan misil tersebut ke Kota Dnipro, Ukraina.

“Kami akan terus melakukan uji coba ini, termasuk dalam situasi pertempuran, sesuai dengan kondisi dan jenis ancaman keamanan yang dihadapi Russia,” ucap Presiden Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi bersama para petinggi militer, seraya mengatakan bahwa Russia akan memulai produksi senjata eksperimental tersebut secara massal.

PresidenZelenskyy mengatakan pada Jumat bahwa negaranya tengah mencari sistem pertahanan udara yang lebih canggih dari sekutu-sekutunya untuk menanggapi ancaman baru tersebut.

Sebelumnya pada Jumat, Kementerian Luar Negeri Tiongkok kembali menyerukan agar semua pihak bersikap tenang dan menahan diri dalam perang tersebut, setelah Russia mengkonfirmasi telah meluncurkan misil balistik.

Namun, dalam pidato videonya, Zelenskyy mengatakan, “Tindakan Russia ini adalah ejekan terhadap posisi negara seperti Tiongkok, negara di belahan Bumi selatan, dan beberapa pemimpin yang selalu menyerukan agar semua pihak menahan diri.”

Ancam Sekutu

Sementara itu isyarat Putin pada Kamis (21/11) mengenai kemungkinan serangan terhadap negara-negara Barat menimbulkan kekhawatiran bahwa perang ini bisa berkembang menjadi konflik global.

Dalam pidato bernada agresif kepada rakyatnya pada Kamis, Presiden Putin menyatakan bahwa Russia berhak menembakkan misil ke negara-negara yang memungkinkan Kyiv menyerang wilayah Russia menggunakan senjata mereka.

Hal itu dikatakannya setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris memberikan izin kepada Kyiv untuk melakukannya.

Serangan tersebut dapat dilakukan oleh misil Oreshnik yang baru. Para ahli meyakini misil tersebut terbang dengan kecepatan 10 kali lipat kecepatan suara dan dapat menyerang target sejauh 5.500 kilometer, cukup untuk mengancam sekutu Kyiv di Eropa, tetapi tidak bisa menjangkau AS.

Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyampaikan kekhawatiran yang dirasakan oleh sebagian orang di Eropa pada Jumat, saat berbicara di sebuah acara. “Perang di timur sedang memasuki fase yang menentukan. Kita semua tahu ini. Peristiwa beberapa puluh jam terakhir menunjukkan bahwa ancaman tersebut sangat serius dan nyata dalam konflik global,” tutur dia. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: