Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertemuan Bilateral I Pemimpin Russia dan Jepang Sepakat Percepat Perundingan Damai

Putin-Abe Bahas Solusi Sengketa

Foto : AFP/Alexander NEMENOV

Pertemuan Putin-Abe l Presiden Russia, Vladimir Putin (kanan), berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, saat keduanya bertemu di Kremlin, Moskwa, Selasa (22/1). Pemimpin dari Russia dan Jepang itu membahas langkah-langkah perdamaian terkait sengketa atas pulau-pulau yang ada di gugusan Kepulauan Kuril.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Putin, dan PM Abe, pada Selasa melakukan pertemuan di Moskwa untuk membahas penyelesaian sengketa teritorial yang telah berlangsung selama 7 dekade.

MOSKWA - Dua pemimpin dari Russia dan Jepang, Presiden Vladimir Putin dan Perdana Menteri Shinzo Abe, diwartakan telah melakukan pertemuan tingkat tinggi di Kremlin, Moskwa, Russia, pada Selasa (22/1).

Pertemuan bilateral ini fokus untuk membahas sengketa atas gugusan kepulauan yang telah lama menghalangi tercapainya kesepakatan damai yang secara resmi pasca Perang Dunia II (PD II). Pembahasan mengenai sengketa teritorial sejauh ini gagal menghasilkan terobosan akibat adu retorika antara dua negara.

"Kunjungan PM Jepang, Shinzo Abe, menandai pertemuan ke-25 kali dengan Presiden Russia, Vladimir Putin, sejak mereka pertama kali bertemu pada 2013," demikian pernyataan bersama dari Kementerian Luar Negeri Russia dan Jepang. "Pertemuan mereka mencerminkan upaya-upaya untuk terus membangun kerja sama walau terjadi perselisihan teritorial," imbuh pernyataan itu.

Kepulauan Kuril, yang disebut Kuril Selatan oleh Russia atau Kawasan Utara oleh Jepang, dan berada di antara Laut Okhotsk dan Samudera Pasifik, diduduki oleh pasukan Soviet menyusul kekalahan Jepang pada 1945. Akibat pendudukan tersebut, sebanyak 17 ribu warga Jepang terpaksa hengkang. Tokyo pun menolak kedaulatan Moskwa atas pulau-pulau itu dan hal tersebut telah merintangi perdamaian bilateral selama 7 dekade.

Sebelum digelar pertemuan tertutup, Presiden Putin mengatakan pada PM Abe bahwa diplomat kedua negara telah bekerja keras untuk membahas isu terkait kesepakatan damai. Semantara itu PM Abe menegaskan bahwa dirinya menginginkan hubungan bilateral yang lebih dekat.

"PM Abe amat mengharapkan tercapainya kerangka bagi kesepakatan damai," kata narasumber pejabat Jepang seperti dikutip kantor berita Kyodo.
Upaya diplomasi bilateral yang dilakukan sejak November, dilaporkan untuk mencapai kompromi masih jauh dari harapan, namun dua pemimpin sepakat untuk mempercepat perundingan damai.

Tuntut Pengakuan

Moskwa sempat berang atas pidato Tahun Baru yang disampaikan PM Abe yang mengatakan bahwa warga Russia yang tinggal di pulau sengketa harus menerima fakta bahwa kedaulatan atas tempat tinggalnya akan segera berubah.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa Jepang tak lagi menyebut pulau-pulau sengketa sebagai bagian dari wilayahnya dan menyebut aliansi militer Jepang dengan Amerika Serikat sebagai sebuah masalah besar.

"Tokyo harus mengakui kedaulatan Russia atas Kepulauan Kuril," kata Menlu Lavrov. "Mengapa Jepang hanya satu-satunya negara di dunia yang tak bisa menerima kekalahan mereka saat PD II?" imbuh dia.

Langkah-langkah bagi mengakhiri sengketa sempat datang pada 1956 ketika pemimpin Uni Soviet saat itu, Nikita Khsrushchev, menawarkan dua pulau terkecil dari gugusan Kepulauan Kuril yaitu Shikotan dan Habomai kepada Jepang sebagai bagian dari kesepakatan damai. Namun Moskwa membatalkan tawaran tersebut setelah Tokyo membentuk aliansi militer dengan AS. Kini kedua pemerintahan berusaha membuat kesepakatan berlandaskan perjanjian 1956 yang salah satunya berisi pengakuan untuk mengakhiri permusuhan PD II. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top