Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 23 Mar 2021, 05:23 WIB

Pustakawan Harus Terlibat pada Perencanaan Pembelajaran

Foto: istimewa

JAKARTA - Perpustakaan memegang peran penting untuk memfasilitasi guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran tersebut akan jauh lebih baik jika para pustakawan juga terlibat dalam perencanaan pembelajaran oleh guru. Di dalam pedagogi pembelajaran yang memerdekakan ini, bahan ajar harus sangat luas.

"Alangkah baiknya untuk mendukung ini jika para pustakawan, information scientist, bisa terlibat dalam perencanaan perancangan pembelajaran oleh guru," kata Plt Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2021, di Jakarta, Senin (22/3).

Totok menjelaskan hal tersebut membuat tugas pustakawan tidak sekadar manajemen perpustakaan. Pustakawan juga memberikan inspirasi dan mendukung manajemen pembelajaran.

"Baik dalam perencanaan buku apa yang dibaca nanti, tapi juga pelayanan ketika pembelajaran sedang terjadi. Ketika guru-guru menugaskan anak untuk melakukan pembacaan mengerjakan tugas-tugas bacaan," jelasnya.

Sangat Fleksibel

Totok menambahkan pemerintah sudah merelaksasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Penggunaannya sangat fleksibel agar sekolah-sekolah bisa membeli buku atau teks bacaan yang berguna untuk anak sesuai dengan usia bacanya tentunya.

Dia menyebut dalam mekanisme bantuan sebelumnya ada batas penggunaan untuk buku teks hanya 20 persen dan jumlah tersebut sangat kecil. Hal tersebut tidak berlaku kalau di sekolah tersebut buku menjadi prioritas pembelajaran.

"Kita dorong bahwa yang sekarang utama adalah kualitas pembelajaran. Maka silakan BOS digunakan tidak hanya 20 persen tapi boleh lebih," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menilai pustakawan harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan abad 21. Pustakawan harus bisa menyajikan informasi kepada masyarakat di tengah banyaknya sumber informasi yang tersedia.

"Maka paradigma perpustakaan yang relevan menurut kami dan saya yakin para pakar pun percaya, bahwa tugas kita hari ini adalah transfer knowledge," katanya.

Lebih jauh Totok mengatakan fungsi perpustakaan di sekolah masih belum optimal. "Sebagian besar perpustakaan masih seperti gudang penyimpanan buku. Kondisi itu banyak dijumpai di sekolah," ujarnya.

Perpustakaan semestinya menjadi tempat bagi siswa untuk meningkatkan literasi baca. Belum berfungsinya dengan baik perpustakaan sekolah dipicu oleh berbagai factor, seperti jam istirahat siswa yang terbatas hanya 15 menit sehingga tidak memiliki kesempatan berkunjung ke perpustakaan, kurangnya koleksi bahan bacaan yang memadai, dan tidak adanya manajemen pengelolaan perpustakaan yang baik.

Totok menambahkan siswa ke perpustakaan hanya untuk mengerjakan tugas sekolah dan meminjam buku teks pelajaran, bukan untuk meningkatkan literasi warga sekolah. ruf/N-3

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.