Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sumber Pangan I Banyak Masalah di Tingkat Petani yang Harus Diselesaikan Pemerintah

Publik Berhak Pertanyakan Perkembangan "Food Estate"

Foto : ISTIMEWA

MASYHURI Guru Besar Ekonomi Pertanian UGM - Apalagi food estate yang mengerjakannya dua kementerian, yakni Kementerian Pertanian dan Kementerian Pertahanan. Kalau tidak transparan, publik bisa menduga hanya proyek bagi-bagi duit.

A   A   A   Pengaturan Font

Dia menekankan pentingnya organisasi pengelola food estate apakah korporasi atau petani kecil. Salah satu bisa dipilih dan masing-masing memiliki konsekuensi pengelolaan yang berbeda meskipun targetnya tetap saja sama yakni food estate sukses dan stok pangan nasional meningkat.

Jika memilih koperasi petani, pemerintah bisa melakukan program perbaikan transmigrasi lama yang bertujuan meningkatkan skala usaha pertanian. Misalnya, petani transmigran diberi lahan dua hektare, dengan pengelolaan seperti KUD di tiap unit desa, ada bank yang terlibat, ada kios sarana produksi dan pengolahan paska produksi. "Transmigran dikasih 2-5 hektare dengan pengelolaan baru ala food estate yang sekaligus memperbaiki struktur kepemilikan bagi usaha tani," tandas Masyhuri.

Sementara itu, Manajer Riset Seknas Fitra, Badiul Hadi, mengatakan justru menjadi baik jika food estate dibincangkan, didebatkan sama masyarakat, justru itu menunjukkan bahwa masyarakat memiliki perhatian terhadap program yang digadang-gadang akan berkontribusi pada ketahanan pangan. Bukan sebaliknya, melarang memperbincangkan atau dikritik.

"Memang salah satu tantangan dari awal program food estate ini adalah transparansi program, termasuk anggaran dan pengelolaannya," tegas Badiul.

Apalagi, salah satu problem yang selalu muncul selama ini adalah impor beras sebagai bahan utama makan masyarakat. "Oleh sebab itu, pemerintah harus lebih fokus lagi meningkatkan produksi padi petani agar kebergantungan pada impor beras dapat disetop," kata Badiul.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top