Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha

PTBA Targetkan Produksi Batu Bara 27,26 Juta Ton

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara tumbuh 3 persen atau menjadi 27,26 juta ton dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 26,36 juta ton dan target angkutan pada 2019 menjadi 25,3 juta ton atau meningkat 12 persen dari realisasi angkutan kereta api sepanjang 2018.

Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin, mengatakan untuk volume penjualan batu bara tahun ini, Perseroan menargetkan bisa meningkat menjadi 28,38 juta ton, terdiri atas penjualan batu bara domestik sebesar 13,67 juta ton dan penjualan batu bara ekspor sebesar 14,71 juta ton. Dengan begitu secara total meningkat 15 persen menjadi 28,38 juta ton, dari realisasi penjualan batu bara sepanjang tahun 2018 sebesar 24,69 juta ton.

"Peningkatan target penjualan ini ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market sebesar 3,8 juta ton," ungkapnya di Jakarta, Kamis (25/4).

Untuk mendukung optimasi pengangkutan batu bara, Perseroan telah bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan di tahun 2019 direncanakan akan menyelesaikan pengembangan proyek angkutan batu bara jalur kereta api Tanjung Enim - Kertapati dengan kapasitas 5 juta ton/tahun, beserta pengembangan fasilitas Dermaga Kertapati.

Selain itu, untuk proyek angkutan kereta api arah Tanjung Enim - Tarahan (Tarahan First Line) direncanakan akan terselesaikan pada tahun 2019 dengan kapasitas 20,3 juta ton/tahun dan selanjutnya menjadi 25 juta ton/tahun pada tahun 2020. "Untuk tahun 2019, Perseroan menganggarkan investasi sebesar 6,47 triliun rupiah yang terdiri dari 1,13 triliun rupiah untuk investasi rutin dan sisanya 5,34 triliun rupiah untuk investasi pengembangan," jelas dia.

Hingga kuartal I-2019, produksi batu bara Perseroan mencapai 5,70 juta ton, meningkat sebesar 8,0 persen, dibandingkan pada periode sama tahun lalu atau yaitu sebesar 5,28 juta ton. Untuk angkutan batu bara tercapai sebesar 5,84 juta ton meningkat 7,6 persen, dibandingkan pada periode sama tahun lalu sebesar 5.43 juta ton, dan mendorong peningkatan penjualan menjadi 6,65 juta ton atau naik sebesar 5,6 persen dari periode sama tahun lalu sebesar 6,30 juta ton.

Pencapaian kinerja operasi Perseroan ini tak lepas dari strategi manajemen dalam mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara seperti India, Korea Selatan, Sri Lanka, dan Hongkong, ditengah pembatasan impor yang dilakukan oleh Tiongkok selaku pangsa pasar ekspor terbesar. Serta, tentunya didukung oleh keberhasilan dari strategi optimasi penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market.

Pendapatan usaha tercapai sebesar 5,34 triliun rupiah terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 46 persen, penjualan batu bara ekspor 50 persen, dan aktivitas lainnya 4 persen yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa. Pendapatan usaha dipengaruhi oleh harga jual rata-rata batu bara yang turun sebesar 13 persen menjadi 772.044 rupiah per ton dari 887.883 rupiah pada periode sama 2018.

Penurunan tersebut disebabkan oleh pelemahan harga batu bara Newcastle sebesar 7 persen maupun harga batu bara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index / ICI) GAR 5000 sebesar 24 persen dibandingkan harga rata-rata pada periode sama 2018, serta aturan Pemerintah terkait harga jual DMO yang belum diimplementasikan secara penuh di kuartal I-2018.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top