Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Produksi Alutsista

PT DI Rampungkan Pesanan Helikopter AKS TNI

Foto : istimewa

Dirut PT DI, Elfien Guntoro

A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) segera merampungkan pesanan pembuatan helikopter Anti Kapal Selam (AK S) dari Kementerian Pertahanan RI. Kemenhan RI memesan pembuatan sebanyak 11 pesawat helikopter AK S melalui kontrak pembelian pada 2014.

Dirut PT DI, Elfien Guntoro mengatakan pesawat secara bertahap sudah mulai diserahkan sejak Juni 2018, dan saat ini sudah sebanyak 10 unit yang diserahkan. "Juni 2018 sebanyak 2 unit, November 2018 sebanyak 3 unit dan hari ini diserahkan lima unit hilokpter AKS," ujarnya di Hanggar PT DI dalam acara penyerahan lima pesawat helikopter dan satu unit pesawat CN 235 di Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/1).

Satu unit pesawat lainnya, ujar Elfien, sebenarnya sudah siap, tetapi masih harus dilengkapi dengan peralatan dan persenjataan anti kapal selam. Dia menegaskan tahun ini satu unit helikopter terakhir akan siap diserahkan.

Peralatan dan senjata anti kapal selam, seperti torpedo, menurutnya, sedang dipesan dari Amerika Serikat (AS) dan Perancis. Pesawat anti kapal selam ini sejenis dengan helikopter panther AS 565 MBA, yang dibangun bersama antara PT DI dengan Airbus Helikopter.

Sementara itu, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan RI, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji mengatakan helikopter AK S nantinya akan dilengkapi dengan sonar pelacak di bawah laut dengan misi khusus mengintai pergerakan kapal selam.

"Ada sonar dan terpedo yang bisa mengejar kapal selam jika ditembakan dari helikopter. Sebenarnya satu unit sudah siap, tinggal satu lagi kita tunggu dari PT DI, jadi akan ada dua unit yang konfigurasinya lengkap sebaga anti kapal selam," tegasnya.

Dia menegaskan, dengan adanya pesawat terbaru ini, TNI AL akan semakin siap melakukan patroli udara dan pengawasan lalu lintas laut, baik di permukaan maupub di dasar laut. Nilai kontrak helikopter AK S mencapai 132 juta euro. Sementara untuk pesawat CN 235 senilai 59 juta dollar AS yang nantinya akan menjadi pesawat pengintai udara TNI AL.

Konsumen Utama

Sementara itu, Kementerian BUMN menyatakan Kemenhan dan TNI saat ini menjadi konsumen utama perusahaan pertahanan berpelat merah, seperti PT DI, Pindad, Len, Dahan dan lain-lain. BUMN pertahanan diharapkan tetap menjalin komunikasi yang baik dan erat dengan Kemenhan dan TNI.

Selain itu, BUMN pertahanan juga harus mulai memikirkan untuk menjual produknya ke luar negeri. PT DI, salah satunya, sudah mampu menjual ke luar negeri untuk berbagai jenis pesawat baik ke Philipna, Tahilan bahkan hingga ke sejumlah negara di Afrika.

Tak hanya membeli pesawat, Kementerian BUMN berharap Kemenhan dan TNI juga mempercayakan perawatan alutsista, khususnya pesawat kepada PT DI.tgh/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top